"Pariwisata akan menjadi penghasil devisa terbanyak di Indonesia. Berharap 2020, benar-benar terwujud," kata Arief dalam forum Gala Dinner Hari Pers Nasional (HPN) 2019 di Surabaya, Kamis.
Arief menyebut pariwisata nantinya akan menyaingi pendapatan migas dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK-Migas) dalam mendulang devisa negara.
"Jika dulu disebut migas dan sisanya adalah sektor non-migas, nanti akan saya ganti pariwisata dan sisanya non-pariwisata," ujarnya.
Diungkapkannya, pariwisata Indonesia tengah menjadi sektor yang penting. Pasalnya, pariwisata mampu menjadi motor penggerak ekonomi Indonesia dari masyarakat bawah.
Dalam forum itu, Arief juga memamerkan sejumlah pencapaian Kementerian Pariwisata, seperti Kementeriannya yang terpilih menjadi Kementerian Pariwisata terbaik di Asia Pasifik.
Selain itu, dia juga menunjukkan pencapaian pertumbuhan pariwisata hingga 22 persen pada kurun waktu Januari-Desember 2017.
"Saat ini sudah lebih tinggi dari pasar regional dan global yang (pertumbuhannya, red) hanya 7 persen. Kompetitior emosional kita adalah Malaysia, kompetitior profesional Thaliand, dan pada 2017 dua-duanya berhasil kita kalahkan," ucapnya.
Arief juga menyebut media memiliki peran penting dalam pengembangan pariwisata Indonesia. Menurutnya, media mampu menarik jumlah wisatawan lebih banyak dengan berbagai konten kreatif.
"Promosi yang dilakukan oleh media, menjadi penentu juga dalam pengembangan pariwisata Indonesia," katanya.
Baca juga: Devisa pariwisata meningkat selama pemerintahan Jokowi
Baca juga: Banyuwangi diharapkan jadi percontohan daerah untuk sokong devisa
Baca juga: Gubernur BI ungkap strategi pariwisata, hasilkan devisa 28 miliar dolar
[AL}