Denpasar (Antaranews Bali) - Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengimbau masyarakat setempat agar menjauhi kawasan atau daerah-daerah yang berpotensi longsor untuk meminimalisasi jatuhnya korban jiwa.
"Kami mengimbau masyarakat untuk menjauhi daerah-daerah yang berpotensi bencana longsor ataupun yang menimbulkan bencana lainnya," kata Wagub Bali yang akrab dipanggil Cok Ace itu usai menghadiri Sidang Paripurna DPRD Bali, di Denpasar, Senin.
Apalagi, ujar dia, daerah-daerah yang berpotensi terjadinya bencana sudah bisa dipetakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah seperti misalnya kawasan yang rawan longsor itu daerah-daerah perbukitan di Bedugul, Kabupaten Tabanan, kawasan Kintamani di Kabupaten Bangli, dan daerah lainnya di sejumlah kabupaten di Bali.
"Jajaran pemerintah kabupaten/kota hingga ujung tombak camat atau desa, kami harapkan melihat hal-hal yang kecil seperti got tersumbat. Jika dari awal bisa diperbaiki, maka korban bisa diminimalkan," ucap Cok Ace.
Sebelumnya peristiwa tanah longsor terjadi di Banjar Dinas Jati Tuhu, Desa Ban, Kubu, Kabupaten Karangasem pada Minggu (27/1) malam. Akibat peristiwa itu, dua orang meninggal dunia dan 12 orang mengalami luka-luka.
Tingginya intensitas hujan belum lama ini juga telah menyebabkan longsor di jalur Desa Buahan menuju Desa Abang Batudinding, Kintamani. Longsor di sisi barat Bukit Abang terjadi karena struktur tanah di sekitar tergolong labil.
Beberapa hari lalu, bencana angin kencang dan hujan juga telah menyebabkan puluhan pohon tumbang di berbagai kabupaten/kota di Bali. Bahkan dalam peristiwa tersebut, satu orang tewas tertimpa pohon tumbang di Denpasar dan satu orang mengalami luka-luka.
Terkait dengan bencana longsor, pohon tumbang dan sebagainya, menurut Cok Ace memang kondisi global yang tidak hanya terjadi di Bali, tetapi juga bisa terjadi di berbagai daerah di Tanah Air dan luar negeri.
"Wisatawan sebenarnya sudah bisa memahami, misalnya begitu gelombang besar maka mereka tidak akan turun ke laut. Demikian juga pencinta rafting akan memindahkan pilihan wisatanya ke daerah lain ketika terjadi situasi bencana longsor dan sebagainya," ucapnya.
Mengenai sejumlah wisatawan yang terjebak di kawasan Gunung Agung, Karangasem, menurut dia bukan karena disebabkan kelalaian petugas dan masyarakat di sana. Tetapi karena memang ulah wisatawan sendiri yang mencari-cari jalan lain untuk naik ke Gunung Agung.