akarta (Antaranews Bali) - Trading Economics melansir pada kuartal III tahun 2018, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang berasal dari industri manufaktur sebesar 39,7 miliar dolar AS, di mana PDB sektor manufaktur Indonesia ini merupakan yang terbesar di kawasan Asean.
“Ketidakpastian global ini berdampak tidak hanya pada Indonesia, tetapi juga negara-negara lain. Namun demikian, kinerja industri dan ekonomi nasional masih mencatatkan kinerja positif,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian Ngakan Timur Antara lewat keterangannya di Jakarta, Rabu.
PDB manufaktur Indonesia kemudian disusul oleh Thailand pada posisi kedua dengan porsi mencapai 22,5 miliar dolar AS, kemudian diikuti Malaysia 17,2 miliar dolar AS, Singapura 16 miliar dolar AS, Vietnam 8,2 miliar dolar AS, Filipina 8,2 miliar dolar AS, Kamboja 2,8 miliar dolar AS, Laos 1,1 miliar dolar AS dan Brunei Darussalam 0,5 miliar dolar AS.
Kemenperin juga mencatat, sektor industri pengolahan nonmigas periode tahun 2015-2018 mengalami kinerja positif dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,87 persen dan masih sebagai sektor yang berkontribusi paling besar terhadap PDB nasional, dengan setoran hingga 17,66 persen pada tahun 2018.
“Pada 2015, sektor industri pengolahan nonmigas menyumbang sebesar Rp2.098,1 triliun terhadap PDB nasional, meningkat menjadi Rp2.555,8 triliun di tahun 2018 atau setara dengan 21,8 persen,” ungkap Ngakan.
Dengan konsistensi kontribusi yang tertinggi tersebut, pemerintah berkomitmen lebih memacu pengembangan industri manufaktur melalui pelaksanaan peta jalan Making Indonesia 4.0.
“Aspirasi besar dari roadmap itu, menjadikan Indonesia masuk jajaran 10 negara yang memiliki perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030,” imbuhnya.
Merujuk proyeksi jangka panjang yang dirilis oleh Standard Chartered Plc, Indonesia mampu masuk menjadi negara dengan perekonomian keempat terbesar di dunia tahun 2030, dengan PDB mencapai 10,1 triliun dolar AS.
Posisi pertama ditempati China dengan nominal PDB 64,2 triliun dolar AS, disusul India 46,3 triliun dolar AS dan Amerika Serikat 31 triliun dolar AS.
Indonesia mampu melampaui Turki 9,1 triliun dolar AS, Brasil 8,6 triliun dolar AS, Mesir 8,2 triliun dolar AS, Rusia 7,9 triliun dolar AS, Jepang 7,2 triliun dolar AS dan Jerman 6,9 triliun dolar AS.
(AL)