Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam pernyataan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Minggu, menyatakan hingga pukul 04.30 WIB tercatat 20 orang meninggal dunia, 165 orang luka-luka, 2 orang hilang dan puluhan bangunan rusak.
Data korban kemungkinan masih akan terus bertambah mengingat belum semua daerah terdampak didata.
Tsunami terjadi pada Sabtu (22/12), sekitar pukul 21.27 WIB.
Faktor penyebab tsunami masih dalam penyelidikan oleh BMKG, namun ada kemungkinan disebabkan longsor bawah laut akibat erupsi Gunung Anak Krakatau dan gelombang pasang akibat bulan purnama. Kombinasi tersebut menyebabkan tsunami yang terjadi tiba-tiba.
BMKG masih berkoordinasi dengan Badan Geologi untuk memastikan faktor penyebabnya, lanjutnya.
Sebanyak 20 orang meninggal dunia, 165 orang luka dan 2 orang hilang tersebut berasal dari tiga wilayah yaitu di Kabupaten Pandeglang, Lampung Selatan dan Serang.
Di Kabupaten Pandeglang, daerah yang terdampak yakni di Kecamatan Carita, Panimbang dan Sumur. Menurut data sementara, 14 orang meninggal dunia, 150 orang luka-luka, 43 rumah rusak berat, 9 unit hotel rusak berat dan puluhan kendaraan rusak.
Daerah yang terdampak parah adalah permukiman dan wisata di Pantai Tanjung Lesung, Pantai Sumur, Pantai Teluk Lada, Pantai Panimbang dan Pantai Carita.
Sementara di Kabupaten Lampung Selatan terdapat 3 orang meninggal dunia dan 11 orang luka-luka. Sedangkan di Kabupaten Serang terdapat 3 orang meninggal dunia, 4 orang luka dan 2 orang hilang, dengan daerah yang terdampak di Kecamatan Cinangka.
Sutopo mengatakan penanganan darurat masih terus dilakukan oleh BPBD bersama TNI, Polri, Basarnas, SKPD, Tagana, PMI, relawan dan masyarakat. Bantuan logistik diupayakan disalurkan, sementara jalan raya penghubung Serang-Pandeglang putus akibat tsunami.
Masyarakat diiimbau untuk tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu yang menyesatkan. Pembaruan informasi tentang penanganan darurat akan terus disampaikan BNPB.
Baca juga:
BMKG imbau masyarakat waspada kondisi gelombang Selat Sunda
BMKG: Tsunami diduga dipicu aktivitas vulkanik
Pewarta: Virna P Setyorini