Denpasar (Antaranews Bali) - Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kominfo Septriana Tangkary mengatakan transaksi "online" atau berjaringan melalui portal "e-commerce" semakin populer digunakan masyarakat.
"Langkah transaksi tersebut sebagai perkembangan positif, karena semakin mudah untuk menghubungkan penjual dan pembeli saat ini," kata Septriani, pada acara "Forum Sosialisasi Belanja dan Jualan Online" di Denpasar, Bali, Rabu.
Ia mengatakan hal tersebut penting diketahui UMKM agar semakin mengerti potensi pasar yang begitu besar. Karena langkah awal telah dijajaki, namun edukasi akan menggunaan portal "e-commerce" penting terus dilakukan, karena itu ia ingin melakukan sosialisasi gerakan "Ayo UMKM Jualan Online".
"Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai 61,41 persen, dengan jumlah UMKM hampir mencapai 60 juta unit. Namun, baru sekitar 8 persen atau sebanyak 3,79 juta pelaku UMKM yang sudah memanfaatkan platform 'online' untuk memasarkan produknya, padahal tren pergerakan konsumen semakin memberat di transaksi 'online'," ucapnya.
Acara di Universitas Mahasaraswati, Denpasar, Bali tersebut dibagi menjadi dua sesi, yakni sesi pertama adalah pemaparan para narasumber dalam format diskusi panel mengenai transaksi jual-beli dalam "e-commerce" secara umum.
Sesi kedua, adalah lokakarya (workshop) berjualan "online" untuk para pelaku UMKM, pedagang pasar ataupun siapa saja yang berminat untuk memasarkan produknya secara "online".
Pembicara yang hadir dalam kegiatan tersebut antara lain pengamat ekonomi Drs. I Gusti Agung Ngurah Gede Eka Teja Kusuma, pelaku usaha "online" Sri Wahyuni, dan juga perwakilan dari Bukalapak, Ryan.
Untuk mengatasi rasa enggan para UMKM untuk berpartisipasi dalam pengembangan "e-commerce lndonesia", Kemenkominfo mengajak beberapa narasumber yang terkait untuk membantu menunjukkan proses "onboard" untuk pelaku UMKM, pengenalan pendaftaran jualan "online" dan bagaimana cara melakukan jualan "online".
"Saat ini terdapat potensi besar yang wajib digali di Indonesia, karena jumlah masyarakat yang memiliki akses terhadap internet memungkinkan Indonesia untuk menjadi pasar transaksi online terbesar di Asia," ujarnya.
Bahkan tahun 2020, kata dia, bahwa transaksi e-commerce di Indonesia ditargetkan mencapai 130 miliar dolar AS. Hal ini dapat tercapai, jika UMKM juga turut terlibat dalam membangun pasar dari sisi penyedia barang.
Ekosistem
Dalam kesempatan itu, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Rosarita Niken Widiastuti mengatakan bahwa sejak akhir tahun 2014, Kementerian dan Lembaga bersama Asosiasi terkait dibawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bekerja sama menyiapkan ekosistem yang baik untuk mengembangkan industri "e-commerce" lokal.
Hasilnya adalah PP Nomor 74 Tahun 2017 tentang "Roadmap e-commerce Indonesia" yang berisi Inisiatif-inisiatif solusi terkait isu-isu seputar "e-commerce" untuk mendukung dan mendorong potensi pertumbuhan "e-commerce" Indonesia.
"Pertumbuhan 'e-commerce' di Indonesia harus dikerjakan bersama dengan lembaga terkait agar menghasilkan kebijakan yang konferehensif dan sinkron. Pemerintah juga merumuskan prinsip-prinsip utama pengembangan e-commerce lokal terutama pelaku bisnis pemula dan UMKM mendapatkan perlindungan yang layak serta menjadi prioritas," katanya.
Pada acara tersebut, Kemenkominfo menggandeng Pemkot Denpasar, RRI Dennpasar serta Maketplace Bukalapak untuk mengedukasi UMKM terkait penggunaan "e-commerce".
Rosarita lebih lanjut mengatakan para pelaku UMKM dapat berstimulasi untuk memaksimalkan "e-commerce" untuk mengembangkan usahanya.
Dikatakan, Indonesia dinilai memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia, mengingat saat ini terdapat penetrasi penggunaan internet yang mencapai lebih dari 132 juta.
"Pengguna "e-commerce" terus meningkat dengan bertambahnya portal "e-commerce" yang memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat saat ini," katanya.
Pada kesempatan tersebut Kemenkominfo mengadakan pelatihan serta fasilitasi dan simulasi jualan "online" untuk mengajak pengusaha UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) turut serta membangun dan menggerakkan usaha "e-commerce" di Indonesia, mengingat potensi besar akan perkembangan transaksi berjaringan di Tanah Air. (ed)