Jakarta (Antaranews Bali) - Perhelatan World Conference on Creative Economy (WCCE) yang siap digelar Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bersama Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia di Bali pada 6-8 November akan menghadirkan sineas film pemenang Emmy Awards Lisa Russell sebagai salah satu pembicara utama.
"Dia (Lisa) sebetulnya sineas yang mengangkat salah satunya mengenai film dokumenter, jadi dia mengangkat keberhasilan-keberhasilan di beberapa negara yang berkembang lewat ekonomi kreatif," ujar Deputi Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah Bekraf Endah W. Sulistianti kepada Antara di Jakarta, Selasa.
Dia menjelaskan Indonesia ingin menunjukkan ke dunia bahwa ekonomi kreatif itu bukan hanya fokus nasional, tapi sineas pemenang Emmy Awards Lisa Russell dari Amerika Serikat ini juga sudah berpikiran ekonomi kreatif merupakan sarana untuk berkembang secara ekonomi.
Lisa Russell merupakan sineas Amerika Serikat yang selama lebih dari 15 tahun menggarap sejumlah film dokumenter, seperti "Youth Zones" yang mengangkat kisah generasi muda yang hidup di kawasan konflik atau pasca-bencana alam, kemudian "Its About People" pada tahun 2014 dan yang terbaru "Heroines of Health tahun 2017.
Salah satu karyanya yakni "Bi-Racial Hair", film dokumenter pendek mengenai pandangan satir terhadap ketegangan rasial di kalangan generasi muda keturunan Afrika-Amerika, berhasil membawa pulang trofi Emmy Awards untuk kategori Outstanding Advanced Media Interactivity pada tahun 2009.
Lisa akan hadir dalam WCCE sebagai salah satu pembicara utama dalam sesi pembukaan yang secara resmi dibuka oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Menurut Endah, Bekraf berharap kehadiran para pelaku ekonomi kreatif dan sineas dunia, seperti Lisa Russell dalam WCCE ini bisa menjadi barometer bagi para pelaku industri ekonomi kreatif Indonesia.
"Bisa menjadi barometer bagi pelaku industri Indonesia dan mungkin bisa belajar dari para pelaku ekonomi kreatif dunia, tidak hanya sineas internasional ini, bahwa dalam hal berkreasi serta memproduksi ekonomi kreatif tersebut tidak ada batasnya selama dia mengetahui bagaimana mengembangkan ekosistemnya," kata deputi hubungan antar lembaga dan wilayah Bekraf itu. (WDY)