Negara (Antaranews Bali) - Sekitar 3 hektare kebun milik warga Kabupaten Jembrana, Bali di Desa Pohsanten terbakar, yang diduga akibat puntung rokok yang dibuang di areal kebun tersebut.
"Luas kebun empat hektare lebih, yang terbakar sekitar tiga hektare. Melihat kondisi kebun yang banyak terdapat daun kering karena musim kemarau, kami menduga api dipicu dari puntung rokok yang dibuang di areal kebun itu," kata Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat, Satpol PP Jembrana I Putu Pranajaya, Jumat.
Ia mengatakan, selain daun-daun kering, di kebun milik I Nyoman Muliati, warga Dusun Rangdu, Desa Pohsanten, Kecamatan Mendoyo ini juga banyak terdapat semak serta tanaman perdu yang gersang karena kemarau.
Menurutnya, untuk mengjangkau lokasi kebun yang terbakar, pihaknya harus membuka akses jalan sendiri agar mobil pemadam kebakaran bisa masuk ke lahan yang ditanami jati, kakao, pisang serta kelapa tersebut.
"Akses jalannya sangat sulit, kami juga harus menyambungkan beberapa selang agar bisa menjangkau lokasi yang cukup luas itu. Karena di lokasi tidak ada sumber air, kami harus mengisi mobil kebakaran di sumur hydrant di Kota Negara," katanya.
Agar api tidak tambah meluas, ia mengungkapkan, selain disemprot air, sejumlah anggota pemadam kebakaran ditugaskan untuk memutus rantai api dengan cara memukul dan membuat pembatas di pinggir api.
Setelah berusaha lebih dari tiga jam dengan menghabiskan 10 tanki air, ia mengatakan, api di kebun itu berhasil dipadamkam.
Beberapa bulan belakangan kejadian kebakaran di Kabupaten Jembrana meningkat, yang untuk bulan Oktober sudah terjadi lima kali.
"Dari lima kali kejadian kebakaran itu, empat di antaranya adalah kebakaran lahan perkebunan. Kami imbau masyarakat untuk tidak sembarangan menyalakan api di kebun, termasuk membuang puntung rokok yang masih menyala," katanya.
Karena sudah beberapakali terjadi, ia mengatakan, pihaknya siaga untuk mengatasi kebakaran lahan, termasuk di kawasan hutan yang saat ini kondisi kering karena musim kemarau.
Agar tindakan cepat bisa dilakukan, menurutnya, koordinasi dengan dilakukan dengan instansi lainnya, namun yang paling penting adalah kesadaran masyarakat untuk berhati-hati dengan tidak membuang benda yang bisa memicu kebakaran di lahan kebun, sawah maupun hutan. (ed)