Denpasar (Antaranews Bali) - Gubernur Bali Wayan Koster menilai pelaksanaan Pemilu 2019 dapat lebih efisien dalam penggunaan dana dan juga mendorong peningkatan partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilihnya.
"Menurut saya, pemilu serentak harus dilakukan dengan manajemen yang berbeda dengan pemilu yang dilakukan secara sendiri-sendiri," kata Gubernur Koster saat menyampaikan sambutan pada acara Penyerahan Pilgub Bali Award 2018 di Denpasar, Selasa.
Dia juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak sehingga semua tahapan Pilkada Bali 2018 berjalan dengan lancar, aman dan nyaman.
Menurut dia, lewat ajang Pilgub Bali Award 2018 tersebut dapat menjadi dasar dalam melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan pemilu agar kedepan menjadi lebih baik lagi.
"Ini bisa menjadi basis kita untuk terus mengevaluasi dan terus mendorong agar pemilu berikutnya bisa kita kelola dengan lebih baik lagi," ucapnya.
Supaya penggunaan dana pemilu lebih efisien, Koster melihat beberapa hal dalam Pilkada Bali dan kabupaten beberapa waktu lalu bisa dilaksanakan secara bersama-sama, misalnya pemasangan baliho dan pelaksanaan sosialisasi.
"Dengan demikian akan menjadi satu kegiatan yang menampilkan dua event, tetapi biayanya hanya satu," ujarnya.
Sebaliknya, menurutnya, saat ini biaya pilkada serentak justru lebih tinggi dibandingkan dengan pilkada masing-masing sehingga melenceng dari tujuan awal. Hal seperti itu yang perlu didiskusikan kembali.
Hal lain yang disoroti menyangkut partisipasi pemilih pada Pilkada Bali 2018. Meskipun hasilnya sudah baik diatas 70 persen, namun angka itu masih lebih rendah dibandingkan dengan pilkada sebelumnya.
Oleh karena itu, ia berharap perlunya peningkatan partisipasi pemilih melalui sosialisasi pentingnya memilih pemimpin.
"Hasil penelitian yang dilakukan KPU perlu ditindaklanjuti agar sosialisasi ke masyarakat lebih terarah serta perlunya sinergi yang lebih baik antara KPU dengan pemerintah daerah karena keberhasilan pemilu juga merupakan prestasi pemerintah daerah," ucapnya.
Sebelumnya, Ketua KPU Bali Wayan Jondra menyampaikan beberapa hasil temuan dari Pilkada Bali 2018, diantaranya angka partisipasi di Denpasar yang rendah, padahal akses informasi memadai dan aksesibilitasnya baik.
Begitu juga di Buleleng yang angka partisipasinya tidak setinggi euforia politik di daerah tersebut. Sebaliknya, di Klungkung dan Bangli meski aksesibilitas tidak begitu baik, partisipasinya tinggi karena literasi politiknya baik.
Partisipasi pemilih tertinggi pada Pilkada Bali 2018 terjadi di Kabupaten Tabanan, itu sebabnya KPU Tabanan mendapat penghargaan partisipasi pemilih terbaik disusul oleh Gianyar dan Bangli.
Beberapa penghargaan lain yang diberikan diantaranya kategori Partisipasi Pemilih (Desa), Penyelenggara Pemilu Berkualitas, Data pemilih berkualitas, Akurasi Daftar Pemilih, Upload Sidalih, Kreasi Sosialisasi, Situng Tercepat, Transparansi (PPID), Laporan Keuangan (Kabupaten), Laporan Keuangan (PPK) dan Laporan SPIP. (WDY)
Gubernur Bali: pemilu 2019 harus lebih efisien
Selasa, 18 September 2018 14:28 WIB