Denpasar (Antara Bali) - Pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang (IBS) di Bali triwulan II-2011 sebesar 4,81 persen, lebih tinggi jika dibanding perkembangan triwulan I-2011 yang mengalami kontraksi atau pertumbuhan negatif 1,93 persen.
Angka itu lebih tinggi dibanding pertumbuhan secara nasional dalam triwulan yang sama hanya 1,56 persen, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Ir Gede Suarsa, MSi di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, peningkatan produksi IBS di daerah tujuan wisata internasional itu secara triwulanan juga disertai dengan peningkatan produksi secara tahunan.
Pertumbuhan produksi industri besar dan sedang secara tahunan (y-on-y) triwulan I-2011 sebesar 1,11 persen, bahkan lebih tinggi dibanding pertumbuhan triwulan I-2011 yang mengalami kontraksi sebesar 1,01 persen.
Gede Suarsa menjelaskan, percepatan pertumbuhan secara triwulan (q-to-q) produksi industri besar dan sedang Provinsi Bali pada triwulan II-2011 terjadi, berkat hampir seluruh produksi industri utama mengalami pertumbuhan cukup signifikan.
Kecuali industri penerbitan, percetakan dan reproduksi media rekaman, industri penerbitan dan percetakan mengalami kontraksi 0,59 persen, namun pada triwulan I-2011 justru mengalami pertumbuhan sebesar 2,27 persen.
Ia menambahkan, pertumbuhan kwartalan tertinggi terjadi pada triwulan II-2011 yang meliputi industri pakaian tumbuh 8,65 persen, disusul industri tekstil 5,01 persen, industri makanan dan minuman 4,20 persen serta industri kayu, tidak termasuk furnitur dan barang anyaman sebesar 3.86 persen.
Percepatan pertumbuhan produksi secara tahunan produksi IBS Bali pada triwulan II-2011 hanya dipengaruhi oleh peningkatan produksi industri pakaian jadi dan industri kayu.
Pertumbuhan produksi industri pakaian jadi secara tahunan mencapai 13,81 persen serta pertumbuhan industri kayu dan industri anyaman 6,10 persen.(*)