Jakarta (Antaranews Bali) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Kamis pagi turun enam poin menjadi Rp13.756 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp13.750 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan potensi kenaikan suku bunga The Fed menjadi salah satu faktor yang membebani pergerakan rupiah terhadap dolar AS.
"Ekonomi Amerika Serikat yang dipandang membaik membuka peluang kenaikan suku bunga The Fed pada Juni dan selanjutnya pada bulan September," katanya.
Ia menambahkan optimisme The Fed terhadap pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat bisa menopang dolar AS dalam beberapa hari ke depan. Dan meski kekhawatiran perang dagang mereda, ia melanjutkan, investor masih melirik aset mata uang berisiko sehingga tekanan pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak terlalu dalam.
Namun menurut ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail dampak ketegangan antara Amerika Serikat dengan Suriah bisa membuat nilai rupiah tertekan.
"Di tengah situasi itu dapat memicu tekanan jual oleh investor asing di pasar saham dan obligasi di dalam negeri yang akhirnya berrdampak pada nilai tukar rupiah," katanya. (WDY)