Denpasar (Antaranews Bali) - Bank Indonesia Provinsi Bali mendorong perbankan untuk mengakomodasi pembayaran secara tunai isi ulang uang elektronik (Unik) untuk memperlancar transaksi khususnya pengguna jasa jalan tol Bali Mandara selain menggunakan kartu debit.
"Kami bertahap secara pelan-pelan mendorong untuk `top up` bisa dengan tunai," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana di Denpasar, Senin.
Menurut Causa, untuk isi ulang uang elektronik, BI sudah melakukan pengaturan yakni "top up" hingga Rp200 ribu, perbankan tidak mengenakan biaya alias gratis, sedangkan nilai isi ulang lebih dari itu dikenakan biaya Rp750.
"Untuk kartu beda bank, diatur juga. Itu maksimal (biaya) Rp1.500," ucapnya.
Pengguna jasa jalan tol dapat melakukan isi ulang uang elektroniknya pada layanan tanpa turun dari kendaraan atau "drive thru" yang disiapkan PT Jasamarga Bali Tol baik yang bisa dibayar secara tunai atau debit.
Layanan tersebut terdapat empat alat isi ulang yang disiapkan oleh empat bank penerbit kartu uang elektronik.
Drive thru isi ulang di tol yang diklaim pertama di Indonesia itu untuk tahap awal beroperasi mulai pukul 06.00 hingga 21.00 Wita.
Direktur Utama PT Jasamarga Bali Tol Akhmad Tito Karim mengatakan seluruh transaksi pembayaran isi ulang dapat dilakukan dengan debit sesuai bank penerbit.
Empat bank itu yakni Mandiri dengan "emoney" dan "etoll card", BCA dengan "flazz", BRI dengan Brizzi dan BNI dengan "tapcash".
Selain pembayaran isi ulang dilakukan dengan cara debit, Bank Mandiri dan BCA juga menerima pembayaran tunai.
Sedangkan dua bank lain yakni BRI dan BNI hanya menerima pembayaran dengan debit.
BNI, berencana mulai Senin ini menerapkan pembayaran tunai untuk isi ulang kartu uang elektronik.
"Kami harap 1 April ini, BRI dan BNI sudah bisa melayani isi ulang dengan tunai juga," ucapnya.
Selain empat bank itu, dua bank lain juga menerbitkan kartu uang elektronik yakni BTN dan BPD Bali.
Pengelola tol di atas permukaan laut itu mencatat sejak Oktober 2017 hingga Februari 2018 rata-rata penjualan dan isi ulang uang elektronik mencapai hingga 2.500 per hari.
Dengan jumlah transaksi isi ulang dan penjualan uang elektronik itu, kata dia, menyebabkan sering terjadi antrean pada jam sibuk.
"Kalau semua pengguna tol memiliki uang elektronik hanya butuh waktu dua detik untuk transaksi," ucapnya.
Namun, lanjut dia, apabila pengendara tidak membawa uang elektronik atau saldo tidak mencukupi, maka untuk membeli atau mengisi ulang di gerbang tol bisa memakan wakti 3-4 menit.
Dengan mulai beroperasinya "drive thru" itu, pihaknya akan bertahap mengurangi hingga menghapus layanan penjualan dan isi ulang di gerbang tol. (*)
Perbankan dorong pembayaran isi ulang unik bisa tunai-debit
Senin, 26 Maret 2018 20:11 WIB