"Kami tetap menyiapkan cadangan jika ada peningkatan konsumsi melebihi prediksi," kata Manajer Komunikasi Wilayah Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Rifky Rakhman Yusuf di Denpasar, Rabu.
Menurut Rifky, dampak erupsi Gunung Agung yang sempat membuat sektor pariwisata di Bali melesu menyebabkan pihaknya menganalisis jumlah kenaikan konsumsi BBM tidak terlalu signifikan hanya mencapai satu persen.
Dia menjelaskan penyediaan pasokan BBM di Bali ditambah sebesar satu persen dari rata-rata konsumsi harian, begitu juga dengan penyiapan cadangan sebesar 5-10 persen dari rata-rata konsumsi harian.
Rifky mengungkapkan konsumsi saat libur panjang Natal dan Tahun Baru untuk BBM jenis premium diprediksi mencapai 883 kiloliter per hari rata-rata konsumsi normal harian mencapai 874 kiloliter.
BBM jenis pertalite konsumsinya diprediksi mencapai 886 kiloliter dari rata-rata konsumsi normal harian mencapai 877 kiloliter dan pertamax mencapai 772 kiloliter dari rata-rata konsumsi normal harian mencapai 764 kiloliter.
Sedangkan BBM jenis solar, dexlite dan pertamina dex diprediksi menurun sebesar empat persen.
Untuk solar diprediksi mencapai 503 kiloliter per hari dari rata-rata konsumsi normal mencapai 524 kiloliter, dexlite mencapai 26 kiloliter dari 27 kiloliter rata-rata normal harian dan pertamina dex 5,76 kiloliter dari konsumsi normal harian 6 kiloliter.
Sementara itu untuk elpiji ukuran tiga kilogram, Pertamina menyiapkan pasokan sesuai dengan prediksi terjadi peningkatan sebesar 6,7 persen mencapai 16.245 metrik ton dari konsumsi normal bulanan mencapai 15.212 metrik ton.
Sedangkan untuk bright gas ukuran 5,5 kilogram, pihaknya juga menambah pasokan pada Desember 2017 sesuai prediksi jumlah konsumsi melonjak mencapai 970 metrik ton dari rata-rata konsumsi bulanan mencapai 707 metrik ton. (*)