Semarapura (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengunjungi sejumlah warga lanjut usia atau lansia di Kabupaten Klungkung yang hidup serba kekurangan, sehari menjelang pelaksanaan Hari Suci Galungan.
"Mudah-mudahan ada maknanya, buat kita semua, menggugah kembali rasa persaudaraan kita, `menyama braya`, saling berbagi. Pada saat-saat kita merayakan hari raya, bergembira, banyak saudara kita yang belum bisa merayakannya. Mari kita berbagi," kata Pastika di sela-sela kunjungan tersebut, di Semarapura, Klungkung, Selasa.
Kunjungan ke warga miskin ini seakan menjadi kebiasaan yang dilakukan Pastika, terutama saat-saat menjelang hari raya.
"Ini menjadi penggugah dan ajakan untuk kita semua ambil bagian memperhatikan saudara-saudara yang membutuhkan uluran tangan," ucapnya.
Ni Wayan Darti (85) dan adiknya Ni Ketut Sarti (70) lansia asal Banjar Bale Bandung, Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung adalah dua lansia yang dikunjungi Pastika. Saat dikunjungi, dua nenek renta ini sedang duduk di depan rumahnya.
Ni Wayan Darti yang mengalami kebutaan kesehariannya hanya bisa berdiam diri dirumah sambil "majejaitan" atau membuat bahan sesajen dari janur, dan adiknya Ni Ketut Sarti menjualnya ke Pasar Galiran.
Keduanya merupakan KK miskin yang tinggal dalam sebuah gubuk sederhana, menggantungkan kesehariannya dari berjualan sesajen canang di pasar Galiran, Klungkung, dengan penghasilan sekitar Rp10 ribu perhari.
Selain itu, Pastika juga mengunjungi I Wayan Suta (55) asal Dusun Kanginan, Desa Besan, Kecamatan Dawan, Klungkung.
Warga yang akrab dipanggil Mangku Suta ini merupakan seorang Pemangku Pura Paibon, sejak jatuh dari pohon kelapa beberapa bulan lalu hingga kini menderita lumpuh di kedua kakinya. Musibah ini menimpanya saat melakoni profesi tambahan sebagai tukang panjat.
Saat dikunjungi Pastika, Mangku Suta sedang terduduk lemah di lantai teras rumahnya. Ia yang menjadi tulang punggung keluarga, saat ini hanya bisa pasrah dengan kondisi yang dialami.
Padahal, suami dari Ni Wayan Kumpul (52) ini memiliki dua orang anak, Nengah Sandiani yang menderita epilepsi sejak balita dan Komang Opriani (19). Komang Opriani terpaksa meninggalkan bangku sekolahnya dan saat ini menjadi tautan keluarga dengan bekerja yang penghasilannya Rp1 juta-an per bulan.
Kedua orang tua Mangku Suta, Ketut Nari (77), dan Ketut Sunder (77), tidak bisa berbuat banyak karena usianya sudah sangat lanjut, sedangkan istrinya tidak memiliki keterampilan juga buta aksara, sehingga hanya bisa membantu memasak dengan bahan makanan seadanya.
Pada kedua lokasi tersebut, Pastika menyerahkan bantuan bahan pokok dan sejumlah uang agar mereka para lansia ini juga bisa ikut merayakan hari yang suci ini.
Usai mengunjungi KK miskin, Pastika yang didampingi Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali, Kepala Dinas Sosial Provinsi Bali dan Kepala Dinas PMD Provinsi Bali juga mengunjungi pos pengungsi di GOR Swecapura.
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menyampaikan sejak diumumkan Gunung Agung turun status, hampir tiga ribu pengungsi sudah meninggalkan posko pengungsi ini dan kembali ke desa-desa aman. Pihaknya juga memfasilitasi dengan menyediakan kendaraan truk dan bus untuk mengantar pengungsi. (WDY)