Tabanan (Antara Bali) - Keharmonisan kehidupan antarumat beragama di Kabupaten Tabanan, Bali menjadi daya tarik Jaringan Kekerabatan Antropologi Indonesia (JKAI) XIV untuk mengadakan penelitian di daerah "gudang beras" pulau dewata.
Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti didampingi Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Kabupaten Tabanan I Wayan Yatnanadi dan Kepala Dinas Pendidikkan setempat I Gede Susila mengatakan hal itu ketika menerima kunjungan tim Pra Sarasehan Jaringan Kekerabatan Antropologi Indonesia (JKAI) XIV, Rabu.
Kedatangan tim Pra Sarasehan Jaringan Kekerabatan Antropologi Indonesia untuk mohon izin melakukan penelitian di Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan yang akan dilaksanakan seminggu, 15 - 21 Nopember 2017.
Penelitian tersebut melibatkan puluhan dosen dan mahasiswa Antropologi Budaya Universitas Udayana yang diharapkan mampu menjadi contoh bagi daerah lain dalam mewujudkan keragaman antarumat beragama.
Bupati Eka mengaku sangat bangga dan memberikan apreasi terhadap kegiatan positif yang dilaksanakan mahasiswa Antropologi Budaya Universitas Udayana.
"Kami sangat berbangga dengan dipilihnya Tabanan. Meski secara nasional daerah ini belum begitu dikenal dan berkat keragaman, kerukunan dan keharmonisan kehidupan satu sama lain mengantarkan daerah ini meraih penghargaan "Harmony Award" dari Pemerintah Pusat beberapa waktu lalu," ujar Bupati Eka.
Pihaknya memberikan pelayanan yang sama kepada seluruh umat beraragama di daerah itu, tidak pernah membedakan satu sama lainnya.
Bupati Eka mengaku lebih banyak bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang dilakukannya secara tulus iklas (Ngayah).
Apapun agama yang dianut wajib kami lindungi, supaya umat agama Hindu, Islam, Kristen dan Budha semua semuanya menjadi rukun dan harmonis hidup berdampingan satu sama lainnya tanpa masalah. Rakyat Tabanan dan kita wajib untuk selalu berbagi.
"Untuk itu kami dibedah keberagaman masyarakat di Tabanan," ujar Bupati Eka. (WDY)