Denpasar (Antara Bali) - Pusat perbelanjaan Bali Collection Nusa Dua menyajikan kuliner sate lilit berbahan daging kambing dalam ajang "Wonderful lndonesia Culinary and Shopping Festival (WICSF) 2017".
Ketua Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (DPD APPBI) Provinsi Bali, Gita Sunarwulan di Nusa Dua, Bali, Jumat malam, mengatakan kegiatan festival tersebut bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dengan mengusung tema "Savor the Captivating Flavor & Big Discounts".
"Festival ini diikuti lebih dari 100 pusat perbelanjaan di Indonesia, dan di Pulau Dewata diikuti 10 pusat perbelanjaan. Untuk di Bali Collection kuliner yang disajikan adalah sate lilit kambing dipadu dengan singkong bakar," ujar Gita Sunarwulan.
Menurut Senior Manager Marketing & Leasing Bali Collection Nusa Dua, kuliner sate lilit daging kambing tersebut baru pertama kali dilakukan dalam festival ini. Kuliner sate lilit dengan alat panggang 10 meter tersebut tentu menjadi perhatian pengunjung pusat perbelanjaan terlengkap di kawasan wisata Nusa Dua itu.
"Kegiatan festival kali ini kami bekerja sama dengan Bali Culinary Professional (BCP) secara langsung demo memasak dengan mengangkat tema `The Longest Sate Lilit`," ujarnya.
Gita Sunarwulan menjelaskan, pihaknya mengajak masyarakat dan wisatawan untuk membuat sate lilit dan mencicipi hasil kreasi mereka dengan umbi-umbian yang dibuat menyerupai arang atau disebut juga "charcoal cassava".
"Pembakaran sate lilit ini mencapai panjang 10 meter dengan sedikitnya 600 tusuk sate yang menghabiskan 25 kg daging kambing impor dari Selandia Baru. Kami harapkan kegiatan ini akan mengenalkan kepada wisatawan Nusantara dan asing mengenai tata cara mengolah salah satu sate tradisional Bali yang sangat terkenal ini," katanya.
Sementara itu, President BCP Agung Ardiawan mengatakan bahan sate lilit yang digunakan kali ini adalah daging kambing impor dari Selandia Baru. Alasan menggunakan daging kambing dalam acara ini adalah untuk menjaga higienis, karena demo memasaknya di alam terbuka.
"Jika membuat sate lilit yang selama ini menggunakan daging ayam dan ikan laut sangat riskan di alam terbuka, khawatir dengan adanya kerumunan lalat, sebab ikan laut sangat mudah mengundang lalat. Untuk menjaga kesehatan itu, kami lebih baik menggunakan daging kambing berkualitas tinggi," ucapnya.
Ia mengatakan penggunaan daging kambing impor bukan tidak beralasan, sebab daging impor tersebut dagingnya lebih empuk dan lebih banyak dibanding dengan kambing lokal.
"Untuk demo memasak sate lilit kambing, kami memerlukan daging 25 kilogram, sehingga akan menghasilkan sekitar 600 tusuk sate. Bumbu yang kami gunakan adalah adonan bumbu bali dan juga di campur kelapa parut untuk menambah kelezatan dan kelengketan daging yang dililit tersebut," katanya.
Seorang wisatawan asal Australia, Michael Lissa mengaku sangat senang bisa ikut dalam festival kuliner kali ini. Sebab bisa mencoba langsung demo melilit sate daging kambing ini.
"Saya senang bisa ikutserta melilit sate. Dan ini pertama kali mencoba langsung melilit sate ala Bali. Ini juga kenangan yang saya bawa pulang ke negara kami. Saya di sini juga bisa mencicipi sate lilit dengan enak. Gratis lagi," ucapnya sembari mencicipi beberapa tusuk sate bersama turis lainnya.(I020)