Karangasem (Antara Bali) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Klungkung, Bali, mencatat 13 orang pengungsi Gunung Agung asal Kabupaten Karangasem, meninggal dunia, karena sakit saat menjalani perawatan di RSUD Klungkung sejak 23 September hingga 8 Oktober 2017.
"Saya mendapat informasi dari dokter yang menangani bahwa penyebab meninggalnya pengungsi selama menjalani perawatan di rumah sakit, salah satunya karena mengalami sakit kanker sudah stadium lanjut, penyakit stroke, sesak napas dan kelelahan," kata Kepala Pelaksana BPBD Klungkung, I Putu Widiada, saat memantau di Pos Pantau Gunung Agung, Karangasem, Minggu.
Ia mengatakan, baru saja mengantar seorang jenazah pengungsi ke Desa Bebandem, Karangasem yang langsung dikubur di Desa Adat setempat. "Rata-rata pengungsi yang meningal dunia ini, karena sudah lanjut usia. Dari 13 pengungsi yang meninggal ada satu orang yang masih berusia 36 tahun karena sakit kanker," ujarnya.
Widiada mengatakan, 12 orang pengungsi yang meninggal ini disemayamkan di kuburan yang ada di desa adatnya masing-masing. Namun, hanya satu orang pengungsi yang meninggal dunia disemayamkan di TPU Tegal Linggal atas nama Adzah (36).
"Rata-rata pengungsi yang meninggal ini memiliki rumah di radius KRB," ujarnya.
Berdasarkan keterangan pihak RSUD Klungkung, 13 pengungsi yang meninggal dunia di rumah sakit ini diantaranya I Nengah Arianta (90) pasien asal Desa Peringsari, Kecamatan Selat.
Selanjutnya, pasien Ni Komang Rungih (92) yang merupakan pasien rujukan dari RSUD Amlapura, pasien Adzah (36) yang merupakan rujukan dari Puskesmas Sidemen Karangasem, Afsah (47) asal Kecicang, Mangku Dharma (75) yang nerupakan pemangku di Pura Besakih.
Kemudian, Ni Wayan Darti (75) warga yang tercatat mengungsi di Desa Apit Yeh Manggis, Gusti Biang Men (92) asal Desa Selat yang mengungsi di posko Sidemen, Ni Luh Kariati (52) asal Bebandem yang mengungsi di posko Kemoning.
Pasien yang meninggal lainnya, pasien Ketut Kenyeg (95) asal Desa Sebudi yang mengungsi di GOR Swecapura, I Ketut Mudri warga asal Rendang, Besakih yang mengungsi di Posko Nongan, Banjar Saren dan I Wayan Pica warga Banjar Pegubugan, Selat Duda yang mengungsi di posko Tojan. (WDY)