Tabanan (Antara Bali) - Wayan Sukra (70), warga Banjar Buana Giri, Kecamatan Bebandem Karangasem, yang mengungsi ke Tabanan akibat meningkatnya aktivitas Gunung Agung (3.142 meter) meninggal dunia akibat sakit dan faktor usia.
Kepala Bidang Pelayanan Medik Badan Rumah Sakit Umum Tabanan, dr Gede Sudiarta, Selasa mengatakan, jenazah Wayan Sukra masih dititipkan di Kamar Jenazah BRSU setempat.
Ia mengatakan, jenazah rencana akan dikremasi dan pihak keluarga Wayan Sukra kini berada di posko pengungsian sambil menunggu jadwal kremasi.
BRSU Tabanan juga merawat dua warga Karangasem yang mengungsi ke Tabanan karena sakit. Kedua warga itu kini menjalani perawatan yakni Ni Wayan Mangku Sari (57) dari Banjar Telung Buana Desa Sebudi Selat Karangasem dan Kadek Indah Pertiwi (6) warga dusun Pateh Desa Duda Selat Karangasem.
Pasien Mangku Sari adalah warga pengungsi di Banjar Kembang Merta Baturiti. Ia mengalami serangan jantung akibat pembuluh darahnya membengkak disertai hipertensi.
"Pasien saat ini sedang dalam observasi. Rencananya akan melakukan pemeriksaan Eco Cardiography. Namun secara umum kondisi pasien membaik dan sudah sadar," ujar dr Gede Sudiarta.
Sedangkan Kadek Indah merupakan pasien rujukan dari BRSU Karangasem, mengalami dehidrasi sedang dan saat ini kondisinya membaik.
Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti bersama Ketua DPRD Provinsi Bali I Nyoman Adi Wiryatama dan Sekertaris Daerah Kabupaten Tabanan I Nyoman Wirna Ariwangsa, sebelumnya mengunjungi pengungsi Gunung Agung di tempat penampungan sementara di Desa Candikuning, sekaligus menyerahkan bantuan.
Para pengungsi yang menempati posko induk di Balai Banjar Kembang Merta
Desa Candikuning Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan sebanyak 552 orang, meningkat 110 orang dibanding hari-hari sebelumnya yang tercatat 442 orang.
Bupati Eka pada kesempatan itu menyerahkan bantuan berupa bantal 200 buah, selimut 200 lembar dan kasur 200 buah. (WDY)