Banten (Antara Bali) - Perusahaan Listrik Negara (PLN) menargetkan
efisiensi hingga Rp25 triliun per tahun dari negosiasi penurunan harga
jual listrik pada tiap proyek target 35.000 MW.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir di Banten, Kamis, mengatakan jika
negosiasi kepada calon kontraktor dan berhasil menurunkan harga PPA
(power purchase agreement) hingga 4,2 sampai 4,6 sen dolar AS per Kwh
kepada seluruh proyek maka selisih efisiensi dari target 25.000 MW
(10.000 MW porsi PLN) yang digarap oleh swasta bisa hemat Rp25 triliun.
Hal tersebut disampaikan lantaran pada proyek Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) Jawa 7 di Banten berhasil negosiasi menurunkan harga
sampai 4,21 sen dolar AS per Kwh.
Kemudian Sofyan juga menyampaikan bahwa kondisi keuangan PLN pada
saat ini baik-baik saja, tidak ada masalah kerugian berarti seperti yang
dibicarakan.
Pembangunan konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa
7,9, dan 10 di Serang, Banten dengan total kapasitas 4.000 MW telah
diresmikan oleh Presiden Joko Widodo didampingi Menteri BUMN Rini
Soemarno, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan,
dan Direktur PLN Sofyan Basir.
Selain peresmian PLTU IPP Banten, ada juga peninjauan Pembangunan
Coal Terminal 20 juta ton di Provinsi Banten masih di wilayah yang sama
dengan PLTU. Keseluruhan proyek ini bernilai 6,015 miliar dolar AS.
Proyek PLTU Jawa 7,9, dan 10 serta PLTU IPP Banten merupakan salah
satu proyek yang masuk ke dalam program 35.000 MW. Sementara pembangunan
Coal Terminal 20 juta ton merupakan salah satu sarana pendukung untuk
memperkuat dan mengefektifkan rantai pasok batu bara untuk PLTU pada
wilayah Jawa Bagian Barat.(WDY)
PLN Menargetkan Efisiensi Rp25 Triliun per Tahun
Jumat, 6 Oktober 2017 7:28 WIB