Denpasar (Antara Bali) - Asosiasi Pengusaha Penyewaan Mobil Daerah (Asperda) Bali optimistis pertumbuhan bisnis usaha tersebut melonjak hingga 10 persen dengan pasar utama menyasar wisatawan domestik dan mancanegara.
"Untuk saat ini pasar Eropa dan Australia mengalami peningkatan, sedangkan domestik tetap pasar yang setia sampai saat ini," kata Sekretaris Asperda Bali Made Mendra Astawa di Denpasar, Jumat.
Menurut dia, Bali sebagai daerah tujuan wisata masih memiliki peluang mendongkrak bisnis penyewaan mobil mengingat permintaan masih terbilang tinggi.
Permintaan tersebut, kata dia, tidak hanya untuk penyewaan kendaraan namun termasuk pelayanan jasa sopir untuk kosumen langsung maupun melayani agen perjalanan wisata.
Sebagian besar penyewaan mobil tersebut meningkat saat momen libur sekolah, Lebaran, Natal dan Tahun Baru termasuk periode September yang masih dinilai musim puncak wisata.
Sementara itu terkait keamanan penyewaan di tengah maraknya kasus konsumen tidak bertanggung jawab membawa lari kendaraan, pihaknya menyiapkan prosedur standar (SOP) bagi sewa lepas kunci.
Seperti meminta identitas, paspor bagi warga negara asing hingga tiket penerbangan.
Pihaknya juga menekankan kepada anggota Asperda agar memenuhi syarat seperti adanya KTP, NPWP, izin usaha dari desa setempat.
Harapannya bisa sebagai rekomendasi dan verifikasi oleh tim ke lapangan agar dapat melacak dan mempertanggungjawabkan baik sesama anggota, pemerintah maupun masyarakat.
"Dari sisi prasarana mobil juga sudah disiapkan GPS dan tanda khusus agar mudah dipantau termasuk kerja sama dengan Kesatuan Pelaksanaan Pengamanan Pelabuhan di setiap pelabuhan serta menjalin komunikasi sesama Asperda seluruh Indonesia," katanya menambahkan asosiasi itu baru terbentuk Juli 2017. (WDY)