Berkat usahanya itu, seperti dikutip dari laman Asian Correspondent,Tong menghasilkan sekitar Rp 88,2 juta per bulan atau Rp 1,065 miliar per tahun.
Tong mulai membudidayakan kecoak di apartemennya lebih dari setahun yang lalu setelah kesulitan menemukan pakan untuk hewan peliharaannya.
Awalnya, ia sulit mengembangbiakkannya dalam jumlah besar karena ia pribadi takut pada hewan yang lekat dengan keadaan kotor itu.Tak hanya takut, Tong harus menghadapi mimpi buruk tentang kecoak setiap malam selama lebih dari satu bulan.
Dalam waktu setengah tahun, ia kelebihan stok kecoak menjadi sekitar 30 ribu-40 ribu ekor ada di apartemennya.
Beberapa waktu belakangan, ia bertemu seorang pembeli bernama Tse yang bersedia membeli seluruh kecoak hasil ternaknya.Mereka akhirnya bekerja sama, Tse menjadi retailer bagi Tong yang tetap beternak kecoak.
Saat ini, Tong memiliki lebih dari 2,7 juta ekor kecoak yang terdiri dari berbagai spesies, seluruhnya dijual ke Tse. (WDY)
Penerjemah: Natisha Andarningtyas