Jakarta (Antara Bali) - Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
menyebutkan hampir separuh bayi di Indonesia tidak mendapatkan Inisiasi
Menyusui Dini (IMD) atau air susu ibu saat baru lahir dan ASI eksklusif
selama enam bulan.
Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Anung
Sugihantono dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, mengatakan
pemberian IMD kepada bayi baru lahir tercatat sebanyak 51,8 persen dan
pemberian ASI eksklusif 54 persen.
Menurut Anung, data Kemenkes tahun 2016 tentang ASI tersebut menunjukkan
tantangan yang perlu diatasi berasal dari faktor eksternal seperti
tenaga kesehatan dan lingkungan ibu menyusui.
"Bicara IMD sebagai salah satu awal pemberian ASI, angka kita terakhir,
belum bisa mencapai seperti yang kita harapkan," kata Anung.
Dia
menjelaskan saat ini 80 persen proses kelahiran di Indonesia sudah
dilakukan di tenaga kesehatan atau fasilitas kesehatan. Namun Anung
memaparkan tidak semua tenaga kesehatan memahami konsep pemberian IMD
dan ASI eksklusif kepada bayi yang baru lahir.
"Tantangannya belum semua tenaga kesehatan memahami betul program
inisiasi menyusui dini dan ASI eksklusif, berbagai aspek seperti
pendidikannya yang tidak di-update, sampai pengaruh produk susu formula pada para tenaga kesehatan," kata dia.
Faktor lainnya yang menjadi penghambat ialah lingkungan ibu menyusui
mulai dari keluarga yang tidak memberikan dukungan untuk pemberian ASI
eksklusif dan lingkungan pekerjaan bagi ibu pekerja yang tidak
menyediakan ruang untuk memberikan ASI atau tempat untuk menyimpannya. (WDY)
Kemenkes: Hampir Separuh Bayi Tidak Mendapatkan ASI Eksklusif
Kamis, 3 Agustus 2017 14:45 WIB