Denpasar (Antara Bali) - Koperasi sebagai wadah perekonomian masyarakat di Pulau Bali tetap eksis, karena setiap tahunnya mengalami perkembangan cukup signifikan baik dari segi jumlah, keanggotaan, volume usaha maupun bidang kegiatannya.
Jumlah koperasi di Bali hingga awal 2011 tercatat 4.149 buah, meningkat 12,47 persen dari tahun sebelumnya 3.734 unit, kata Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, koperasi yang tersebar hingga pelosok pedesaan di delapan kabupaten dan satu kota di Bali itu memiliki 892.292 anggota dan menampung 17.635 tenaga kerja.
Modal sendiri yang dikelola mencapai Rp1,55 triliun dan modal pihak ketiga Rp2,4 triliun dengan volume usaha mencapai Rp6,7 triliun.
Ketut Teneng menambahkan, kegiatan koperasi yang paling menonjol adalah simpan pinjam dengan memperoleh sisa hasil usaha sebesar Rp253,63 miliar selama 2010. Kondisi itu menunjukkan koperasi mampu bersaing dengan wadah perekonomian lainnya di Pulau Dewata.
"Citra koperasi masa lampau di Bali yang begitu baik, diharapkan bisa dipelihara dan dipertahankan dalam kehidupan sekarang, meski harus bersaing ketat dengan lembaga keuangan dan pelaku ekonomi lainnya," ujarnya.
Ia menilai, kehidupan koperasi di Bali telah mengakar dalam lingkungan kerja, kehidupan masyarakat banjar atau desa di Bali, sekaligus mendidik serta merubah perilaku masyarakat untuk menabung disaat panen dan menariknya sesuai kebutuhan.
Banyak koperasi yang hingga sekarang tetap mampu menunjukkan prestasinya dan dari ribuan koperasi yang ada di Bali tercatat 383 unit atau 9,23 persen berfungsi seperti yang diharapkan.
Terhadap koperasi yang tidak aktif itu, pihak Dinas Koperasi dan UKM Bali telah melakukan pembinaan untuk membenahi aspek kelembagaan, usaha dan administrasi dengan harapan wadah perekonomian itu kembali aktif.
Selain itu mendorong wadah koperasi yang tidak aktif untuk malakukan marger antarkoperasi dengan harapan mampu mengaktifkan kembali koperasi bersangkutan, tutur Ketut Teneng.(*)