Denpasar (Antara Bali) - Perjuangan DJ Nino asal Bali untuk bisa menembus "major label" atau industri rekaman berkapital di ibu kota Jakarta atas album yang dipersiapkannya sejak 2010, hingga kini belum juga berhasil atau masih kandas.
"Karier DJ Nino masih terhalang oleh pandangan yang menganggap bahwa seorang 'disc jockey' hanya pemutar lagu. Perjuangan panjang menembus 'major label' atas album yang sejak lama dipersiapkan belum bisa diterima," kata Julien Lanes, ibu dari pria yang belajar menjadi peramu lagu sejak anak-anak itu, Jumat.
Dalam penjelasan yang disampaikan kepada ANTARA di Denpasar, disebutkan bahwa tidak mudah mengubah pandangan kalangan industri rekaman bahwa seorang DJ hanya mendaur ulang lagu-lagu.
Julien Lanes yang bertindak sebagai manajer dari DJ Nino, mengakui bahwa hal itu sesuai kenyataan, bahwa sejak awal keberadaannya, seorang DJ tidak lebih dari pemutar lagu.
"Tetapi seiring dengan perkembangan zaman, waktu dan kemajuan teknologi, seorang DJ sudah bisa berevolusi dan seharusnya dapat disetarakan dengan musisi pencipta lagu," katanya.
Dijelaskan bahwa perbedaannya hanya terletak pada instrumen yang digunakan yang lebih luas, contohnya untuk suara gitar, drum, keyboard, bass dan lainnya, langsung menggunakan sebuah alat.
Karena kandas berjuang pada "major label", akhirnya DJ Nino berusaha membuat album sendiri atau "indie label" dan promosi dari mulut ke mulut di sekitar Jakarta, Bali, hingga berbagai kota.
Menurut Julien, berkat tekadnya itu DJ Nino sampai diundang ke beberapa stasiun radio di Jakarta.
DJ Nino juga diundang untuk tampil dalam beberapa kegiatan cukup penting dan variatif, seperti terkait penyelenggaraan olahraga, pendidikan, seni, berbagai macam pameran, hingga acara amal.
Kegiatan yang telah diikuti di antaranya pada UK Incognito Live Concert di Istora Senayan, Jakarta, 29 April lalu. Pada kegiatan terkait amal Yayasan Kanker Pita Kuning itu, DJ Nino berhasil lolos dari "casting remix".
Sebelumnya mengikuti International Men’s Health Magazine UrbanAthlon", 24 April, juga di Senayan dan "International Children Painting in ARC/Ari Sutha Center Anniversary" di Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta, 12 April lalu.
Kegiatan itu, menurut Julien, terkait program membantu pengembangan dan pendidikan talenta untuk anak-anak yang berbakat.
DJ Nino juga tampil pada International Photograph Exibition – Times for Indonesia 2011 yang diselenggarakan Femina group, Jaguar, National Geographic di Pacific Place, 4 April 2011, guna menghimpun dana amal untuk korban tsunami di Jepang.
Rencana ke depan, DJ Nino bersama Julien Lanes ingin mengadakan workshop guna memperkenalkan perkembangan peramu lagu di era teknologi informasi, yang sudah seharusnya dapat diterima di semua level.
Menurut dia, sudah selayaknya seorang DJ dengan bukti karya ciptanya, bisa masuk kategori musisi pencipta lagu. Mereka seharusnya juga bisa diterima oleh pemakai jasa dalam berbagai acara yang lebih luas, di luar dunia malam atau yang sifatnya pesta-pesta semata.
"Kami selalu berdoa dan berupaya, agar DJ, terutama Nino, senantiasa dapat terus berbagi atas talenta yang diberikan oleh Nya. Setiap manusia memiliki talenta masing-masing untuk saling berbagi dalam hidup ini," ucap Julien.(*)