Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menjadi pembicara utama dalam ajang "World Hindu Wisdom Meet" 2017 yang dihadiri oleh tokoh-tokoh Hindu di Indonesia dan dunia, yang diselenggarakan di Denpasar, Minggu.
"Weda merupakan sumber dari ilmu pengetahuan serta sumber dari hukum semesta yang keberadaanya tidak perlu diragukan lagi. Ajaran-ajaran yang terkandung dalam kitab suci Weda mencakup segala aspek kehidupan yang diperlukan oleh manusia," kata Pastika saat menjadi keynote speaker (pembicara utama) dalam pertemuan tokoh Hindu tersebut.
Untuk itu, ucap dia, ajaran yang tekandung di dalam Weda hendaknya terus digali dan dipahami secara mendalam sehingga dapat memberi manfaat nyata di segala aspek kehidupan bagi seluruh umat manusia di dunia.
"Weda adalah kebenaran yang utama, sumber dari ilmu pengetahuan. Ajaran yang terkandung dalam Weda sangat berguna untuk hidup dan bersifat universal. Mari kita membangun jembatan bukan dinding pemisah. Bangun jembatan antara generasi tua dengan generasi muda, antara satu kepercayaan dengan kepercayaan lain. Jangan mengkotak-kotakkan diri. Dengan demikian ajaran Weda yang universal dapat dimengerti dan berguna bagi seluruh umat manusia di dunia," ujarnya.
Pastika juga mengajak umat Hindu untuk tidak hanya mengetahui atau sekadar tahu apa saja yang tekandung dalam kitab suci Weda namun harus dapat berbuat, berbicara serta berpikir seperti apa yang diajarkan dalam Weda.
Di sisi lain, orang nomor satu di Bali ini juga menyoroti tentang keberagaman ritual agama Hindu yang dimiliki oleh masing-masing daerah atau tempat. Diharapkan perbedaan ritual tersebut hendaknya tidak menyebabkan perpecahan maupun konflik.
Hal ini mengingat agama Hindu sangatlah fleksibel, pelaksanaan ritual dapat disesuaikan dengan desa kala dan patra ( tempat, waktu dan suasana) ritual tersebut dilaksanakan.
"Meskipun ritual di satu tempat bisa berbeda dengan ritual di daerah lainnya, hal itu bukanlah penyebab konflik. Kita semua percaya dan meyakini dengan adanya Brahman (Tuhan), percaya dengan adanya atman, karmaphala, punarbhawa dan moksa. Kelima unsur Panca Sradha inilah yang mempersatukan Hindu diseluruh dunia. Lima keyakinan ini akan selalu menjadi pedoman kita dalam menjalani kehidupan di muka bumi," ucapnya.
Hal senada disampaikan oleh Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI Prof Ketut Widnya dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Bali. Pihaknya memberikan apresiasi atas penyelenggaraan WHWM 2017.
Penyelenggaraan kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi umat Hindu di Bali pada khususnya dan dunia pada umumnya. Umat Hindu diharapkan untuk percaya diri bahwa Weda dapat memberikan tuntunan ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Keberadaan Weda harus terus digali dan dieksplorasi sehingga umat Hindu dapat berkontribusi dalam menghadapi tantangan global," ujarnya.
Kegiatan ini juga diharapkan dapat memacu cendekiawan Hindu untuk makin berkontribusi nyata dalam melakukan bedah Weda dan lebih berpartisipasi dalam membangun peradaban Hindu di jagad raya ini.
Acara yang dibuka secara resmi oleh Gubernur Bali dengan penyalaan Dipa ini mengangkat tema "Para and Apara Vidya As The Base Of Hindu Body Of Knowlegde" atau pengetahuan spiritual dan ilmu pengetahuan serta teknologi sebagai dasar pohon keilmuan Hindu.
Melalui tema ini sebagai upaya menemukan materi, struktur, berbagai teori Hindu dan hubungannya dengan pengetahuan Veda, ilmu pengetahuan modern dan teknologi untuk membimbing umat manusia mencapai tujuan hidup tertinggi.
Pelaksanaan WHWM 2017 memiliki tujuan khusus untuk memahami secara lebih mendalam dan mengkonstruksi teori dan ilmu-ilmu pengetahuan Hindu yang dituangkan secara metodis, kritis, sistematis, koheren dan konsisten sesuai dengan kriteria ilmu pengetahuan ilmiah.
Acara yang turut dihadiri oleh Ketua PHDI Pusat Mayjen TNI Purn Wisnu Bawa Tenaya, Wakil Ketua DPRD Provisni Bali Alit Putra, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra, para Pandita se-Bali, Bendesa Adat serta para mahasiswa ini berlangsung selama dua hari.
Acara ini diisi dengan beberapa pembicara diantaranya Swami Paramatmananda Saraswati, Prof Binayak S Choudhury, Prof Dr Nengah Bawa Atmaja serta Ngakan Putu Putra dan sebagainya. (WDY)