Denpasar (Antara Bali) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bali menyiapkan sejumlah langkah antisipatif untuk menekan inflasi Lebaran 2017 dengan menjaga stabilitas harga bersama instansi terkait lainnya.
"Berbagai kegiatan TPID untuk menjamin stabilitas harga di Bali yaitu melaksanakan sidak pasar untuk memantau harga dan memastikan kecukupan stok kebutuhan di pasar serta selalu bersinergi lintas instansi," kata Wakil Ketua TPID Bali Causa Iman Karana di Denpasar, Minggu.
Kepala Bank Indonesia Provinsi Bali itu menambahkan pasar murah dan operasi pasar menjadi salah satu langkah antisipatif dalam menekan laju kenaikan harga bekerja sama dengan Bulog dan instansi terkait lainnya.
Pasar murah itu menjual sejumlah kebutuhan pokok di antaranya seperti beras, minyak goreng, gula pasir, bawang merah dan pawang putih dengan harga lebih murah dibandingkan harga yang berlaku di pasaran.
Causa menambahkan TPID Bali juga telah melakukan komunikasi dengan pasar swalayan dan distributor untuk memberikan program diskon selama bulan puasa dan menjelang hari raya keagamaan.
Tim juga menjalin koordinasi untuk menjaga kelancaran distribusi bahan pokok mengingat sebagian kebutuhan di Bali masih didatangkan dari provinsi tetangga.
Pertamina, lanjut dia, juga menjamin kelancaran pasokan BBM dan elpiji di Bali selama periode Mei dan Juni 2017 termasuk menambah pasokan.
Pertamina menambah pasokan BBM sebesar 14 persen dari total konsumsi atau penyaluran harian yang mencapai 2.500-2.600 kiloliter dan 10 persen untuk elpiji dari total konsumsi per hari mencapai 650 metrik ton.
Selain itu pihak kepolisian juga menjamin keamanan dan kelancaran distribusi komoditas pangan dan BBM/energi serta akan menindak tegas para oknum yang melakukan aksi spekulan atau penimbunan.
"Intinya TPID menjamin kecukupan pasokan pangan dan komoditas pokok selama bulan puasa dan yang terkait dengan perayaan hari raya Idul Fitri 2017," imbuhnya.
Causa lebih lanjut menjelaskan inflasi Bali pada periode Ramadhan dan Lebaran 2017 yang berlangsung pada Mei dan Juni diperkirakan mengalami peningkatan masing-masing sebesar 0,16 persen dan 0,36 persen.
Perkiraan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan April 2017 yang mengalami deflasi sebesar minus 0,14 persen.
Perkiraan peningkatan tersebut seiring dengan peningkatan permintaan menjelang Ramadhan dan Idul Fitri seiring dengan liburan sekolah.
Perkembangan terakhir, lanjut dia, menunjukkan perlunya kewaspadaan akan tendensi kenaikan harga untuk komoditas daging ayam ras, bawang putih, dan gula pasir.
Namun demikian, perkiraan tersebut masih lebih rendah dibandingkan periode Ramadhan dan Lebaran tahun lalu yang jatuh pada Juni dan Juli 2016 yang masing-masing tercatat sebesar 0,34 persen dan 0,57 persen. (WDY)