Denpasar (ANTARA) - Masjid Al Hikmah yang berlokasi di Jalan Soka, Kesiman, Kota Denpasar, Bali, tetap mempertahankan arsitektur khas Bali sebagai bentuk kerukunan antarumat Hindu dan Islam di Pulau Dewata.
"Kami tetap mempertahankan arsitektur bangunan masjid yang memadukan ukiran dan gaya khas Bali sebagai bentuk akulturasi budaya Bali dan Muslim di Bali," kata Ketua Takmir Masjid Al Hikmah, HM Suarno, di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, masjid yang dibangun di atas lahan seluas 8 are itu awalnya didirikan oleh sesepuh masyarakat Muslim pada tahun 1978 dengan biaya swadaya.
Tahun 1995, sesepuh Muslim di Pulau Dewata yakni Sunarno melontarkan ide membangun masjid itu dengan memadukan arsitektur Bali seperti ukiran di setiap pintu dan gapura.
Warga Muslim di kawasan Desa Kesiman bekerja sama dengan seniman Bali membuat bangunan tersebut sehingga bisa terbangun megah seperti saat ini.
Sementara bahan baku seperti kayu didatangkan langsung dari Jepara, namun pengerjaannya dilakukan di Bali oleh seniman Bali.
Selain itu, setiap sudut ruangan masjid seperti pintu dan kusen dihiasi ukiran khas Bali sehingga sepintas terlihat seperti bangunan puri yang unik.
"Masjid ini juga menjadi salah satu masjid yang paling unik di Bali," ujarnya.
Selain dipergunakan shalat, masjid itu juga digunakan oleh warga Muslim untuk kegiatan keagamaan seperti ngaji dan kegiatan positif lainnya.
Mayoritas penduduk Bali beragama Hindu, namun pemeluk agama lain juga berkembang di Pulau Dewata, meski jumlahnya tidak banyak secara kuantitas, karena pemeluk Islam juga hanya 2 persen. (WDY)
Video oleh Pande Yudha
Masjid Al-Hikmah Tetap Pertahankan Arsitektur Bali (Video)
Kamis, 1 Juni 2017 6:45 WIB