Makassar (Antara Bali) - Asisten I Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Pemkot Makassar Kusaiyyeng mengatakan pihaknya saat ini mengimplementasikan program "smart city" (kota cerdas) dalam berbagai bidang dengan sistem "online", di antaranya penataan lingkungan dengan memantau kegiatan masyarakat lewat kamera (CCTV).
"Pemkot dalam pengimplementasikan program kota cerdas tersebut, secara bertahap dilakukan berbagai kegiatan, antara lain penataan lingkungan, pemasangan kamera pemantau (CCTV), hingga penataan jalan gang," kata Kusaiyyeng saat menerima kunjungan rombongan Pemkot Denpasar, di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis.
Ia mengatakan langkah tersebut merupakan program pemerintah kota dalam upaya menciptakan pemerintah yang lebih baik. Selain itu juga berkat dukungan dari warga masyarakat untuk berbenah agar menjadi kota yang indah dan aman.
"Kota Makassar menjadi Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan dengan jumlah penduduk 1,6 juta jiwa pada malam hari, dan siang hari mencapai jumlah penduduk 1,8 juta lebih. Karena itu tingkat kepadatan penduduk juga harus menjadi perhatian pemerintah," ujarnya.
Hal tersebut, kata dia, akibat juga warga yang berada di daerah tetangga mencari pekerjaan di Kota Makassar sebagai buruh harian. Sedangkan APBD Kota Makassar Rp3,82 triliun dengan program unggulan "Sumbere Smart City" diintegrasikan seperti "Home Care" pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan melibatkan seorang dokter dan dua perawat melalui 48 mobil kecil.
"Untuk mendapatkan layanan kesehatan "Home Care" itu dengan cara menghubungi nomor kegawatgaruratan (emergency call) 112. Maka dalam waktu singkat petugas kesehatan tersebut datang ke rumah warga. Jika tidak bisa ditangani ditempat, maka akan dirujuk ke puskesmas terdekat atau ke rumah sakit," ucapnya.
Sementara, Sekretaris Kota Denpasar Anak Agung Rai Iswara mengatakan kunjungan ke Kota Makassar sebagai tindak lanjut kerja sama kedua kota tersebut dalam menata kota.
"Saya bersama rombongan dan para jurnalis ke sini sebagai tindak lanjut untuk melihat secara dekat Kota Makassar yang telah terlebih dahulu memiliki keunggulan dalam mengimplementasikan program `smart city`," kata Rai Iswara yang didampingi Kabag Humas dan Protokol Pemkot Denpasar Ida Bagus Rahoela dan Asisten I Bidang Pemerintahan Ketut Mister.
Ia mengatakan dengan kunjungan ini nantinya apa yang menjadi unggulan di Kota Makassar akan diadopsi dan diterapkan di Kota Denpasar.
"Salah satu misalnya adanya layanan `Home Care` kesehatan. Selama ini di Denpasar memang di Denpasar sudah menerapkan melalui BPBD, tapi ke depannya agar ditingkatkan supaya seperti di layanan kesehatan di Kota Makassar," ujarnya.
Oleh karena itu, kata Rai Iswara, perlu kegiatan studi banding dilakukan bersama para jurnalis, sehingga bisa dipublikasikan kepada masyarakat dalam upaya menata kota agar lebih baik.
"Kegiatan semacam ini (studi banding) perlu dilakukan dalam upaya mencari format dalam penataan kota lebih baik ke depannya. Terlebih perkembangan ilmu teknologi berbasis `online` atau berjaringan semakin canggih. Sehingga keberadaan teknologi itu bisa dimanfaatkan secara maksimal," katanya. (WDY)