Banyuwangi (Antara Bali) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Surya Chandra Surapaty mengatakan perlunya membangun semangat gerakan Revolusi Mental demi pembentukan karakter bangsa.
"Kita harus bangun karakter bangsa. Untuk membentuk karakter manusia yang mempunyai tiga nilai yakni integritas, etos kerja dan gotong royong, harus dimulai dari diri sendiri, lalu keluarga, lingkungan tempat tinggal, lingkungan kerja dan lingkungan yang lebih luas lagi," kata Kepala BKKBN, Surya Chandra di Banyuwangi, Jawa Timur, Senin.
Ia berharap semangat revolusi mental dapat menciptakan generasi muda yang memiliki jiwa kepemimpinan, berintegritas, memiliki etos kerja dan semangat gotong royong.
Sementara sebagai upaya pelaksanaan revolusi mental untuk generasi muda, BKKBN saat ini terus mensosialisasikan program ketahanan remaja yang dikenal dengan sebutan Generasi Berencana (Genre).
Genre merupakan intervensi terhadap tantangan dan permasalahan remaja di Indonesia.
Menurut dia, berdasarkan hasil proyeksi penduduk Indonesia tahun 2010-2035, jumlah penduduk Indonesia usia 10 tahun - 24 tahun mencapai 66,3 juta jiwa atau 25,6 persen dari total penduduk Indonesia pada 2016.
Menurut dia, potensi jumlah remaja yang besar itu dapat menjadi aset yang luar biasa bagi Indonesia bila dikelola dengan baik.
"Remaja saat ini akan menjadi bagian dari Generasi Emas Indonesia, generasi yang pada tahun 2045, akan berusia antara 35-54 tahun," katanya.
Surya mengatakan generasi emas ini nantinya diharapkan bisa menjadi generasi yang cerdas dan komprehensif.
"Generasi yang produktif, inovatif, damai dalam berinteraksi, sehat dan berperadaban unggul," katanya.
Karena itu, ia menambahkan, pembinaan anak usia remaja merupakan investasi yang sangat penting bagi masa depan bangsa.
Untuk itu melalui program Aksi Genre 2017 yang diprakarsai BKKBN, pihaknya berupaya membina remaja untuk mampu menjalani masa transisi kehidupan remaja yakni melanjutkan sekolah, mencari pekerjaan, memulai menikah, menjadi anggota masyarakat dan mempraktikkan hidup sehat.
"Dengan menerapkan lima transisi kehidupan ini, diharapkan remaja akan terhindar dari nikah muda, seks pranikah dan penyalahgunaan narkoba," ujarnya. (WDY)