Denpasar (Antara Bali) - Pelabuhan Benoa, Denpasar, memiliki sistem keamanan terpadu untuk mempercepat pelayanan kepada masyarakat melalui sinergitas komunikasi yang diinisiasi Kepolisian Sektor Kawasan Laut Benoa.
"Ini akan mempercepat pengananan sehingga masalah kecil cepat ditangani sehingga tidak membesar," kata Kepala Polresta Denpasar Komisaris Besar Hadi Purnomo usai meresmikan pos keamanan terpadu di pintu masuk Pelabuhan Benoa Denpasar, Kamis.
Ia mendukung terwujudnya pos yang diberi nama "Integrated Benoa Harbor Radio Communication" (IHRC) didirikan di depan pintu masuk pelabuhan seluas sekitar 60 hektare tersebut karena merupakan inovasi dan kreativitas polsek setempat bersama masyarakat dan pelaku usaha setempat.
Kepala Polsek Kawasan Laut Benoa Komisaris Polisi I Nyoman Gatra mengatakan bahwa inisiatif membangun pos tersebut sudah ada sejak dua tahun lalu.
Adanya komunikasi terpadu itu diharapkan dapat mempercepat penanganan karena situasi darurat seperti kebakaran kerap kali menimpa kapal yang bersandar di Benoa.
Gatra menurutkan awal tahun ini sudah ada tujuh kali kejadian kapal terbakar sehingga hal tersebut memerlukan penanganan yang cepat dari instansi terkait.
Sistem komunikasi terpadu itu juga diharapkan memotong sistem komunikasi cara lama yang sebelumnya masih sektoral atau setiap instansi memiliki cara-cara tersendiri sehingga penanganan keadaan tertentu menjadi lebih lama.
"Sistem selama ini masih belum optimal masih sektoral. Instansi ini memiliki saluran berbeda, instansi lainnya juga memiliki saluran yang berbeda pula sedangkan kami harus cepat bergerak apabila ada hal darurat," katanya.
Terbangunnya sistem keamanan terpadu itu, kata dia, juga tidak terlepas dari peran serta Pelindo III Cabang Benoa beserta pihak terkait di kawasan Pelabuhan Benoa.
"Kami ajukan proposal ke Pelindo III Cabang Benoa dan mereka juga menyetujui adanya sinergitas ini," ujarnya.
General Manager Pelabuhan Benoa Ardhy Wahyu Basuki mengatakan bahwa adanya sistem terpadu itu akan mewujudkan penanganan yang cepat untuk memberikan pelayanan kepada instansi terkait di dalamnya termasuk masyarakat.
"Sepanjang sepengetahuan saya di Pelindo III, baru di Benoa yang ada sistem keamanan terpadu seperti ini jadi mungkin di pelabuhan lain sudah terintegrigasi tetapi belum sampai menyentuh semua pelaku di pelabuhan," katanya.
Sistem komunikasi terpadu melalui radio atau IBHRC itu tidak hanya menyinergikan penanganan antara pihak kepolisian dengan Pelindo tetapi juga 44 perusahaan yang ada di dalamnya dengan 55 peralatan "handy talky" yang dimiliki.(DWA)