Denpasar (Antara Bali) - Seolah tidak mau kecolongan, jajaran TNI dan Polri di Provinsi Bali memaksimalkan pengamanan untuk Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud yang berlibur di Bali bersama putra mahkota, 25 orang pangeran dan 14 pejabat lain setingkat menteri dan anggota keluarga kerajaan lainnya.
Raja Salman dan rombongan menginap di kawasan elit Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Nusa Dua, diantaranya di Hotel St Regis yang merupakan hotel mewah yang menghadap pemandangan laut. Sang raja berada di Pulau Dewata pada 4-9 Maret 2017, bahkan ada informasi juga bahwa liburan sang raja diperpanjang hingga 12 Maret 2017.
Untuk itu, Komando Daerah Militer IX/Udayana dan Polda Bali menerjunkan "sniper" (penembak jitu) pada sejumlah titik tertentu untuk mengamankan kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud dan rombongan secara "all out" selama berlibur di Pulau Dewata, 4-9 Maret 2017.
"Kami siapkan personel pasukan dengan kemampuan khusus di titik-titik yang dianggap bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Panglima Kodam IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Kustanto Widiatmoko, saat memimpin apel kesiapan pengamanan gabungan VVIP, di Lapangan Lagoon Nusa Dua, Kabupaten Badung (3/3).
Menurut Pangdam Udayana, TNI dan Polri bersama pemerintah daerah mengerahkan 2.500 kekuatan untuk mengamankan Raja Salman dan rombongan itu, termasuk petugas khusus di antaranya aparat antiteror dan jihandak (penjinak bahan peledak) serta "sniper" (penembak jitu).
"Pengamanan Raja Salman akan dibagi dalam tiga ring sesuai prosedur pengamanan pejabat negara sangat penting, yakni TNI dan Polri di ring dua dan tiga, sedangkan ring satu yang melekat dengan Raja Arab Saudi adalah Pasukan Pengamanan Presiden atau Paspampres dan tim pengamanan dari Kerajaan Arab Saudi," katanya.
Berkaitan dengan pengamanan pesawat kerajaaan, TNI-Polri juga akan melakukan pengamanan namun berada di ring dua, sedangkan pengamanan melekat di ring satu dilaksanakan oleh tim "advance" atau tim dari Arab Saudi sendiri.
"Kami tetap akan mengerahkan pasukan ke tempat-tempat wisata, meski hingga saat ini belum ada informasi agenda wisata dari penguasa negeri kaya minyak itu, namun pihak Kerajaan Arab Saudi sudah menegaskan bahwa kunjungan di Bali adalah untuk berwisata dan tidak ada agenda kenegaraan," katanya.
Meski bersifat pribadi, petugas keamanan akan berupaya memberikan pengamanan tanpa mengganggu agenda liburan mereka. "Tugas pengamanan sama saja prinsipnya menjamin pengamanan tetapi kami harus pandai menempatkan diri agar tidak mengganggu tamu," ucap Kustanto.
Pengamanan secara "all out" untuk sang raja juga dilakukan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Denpasar yang melakukan sterilisasi Perairan Nusa Dua di kawasan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) yang menjadi tempat bermalam Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz Al-Saud beserta rombongan selama berlibur di Pulau Dewata.
"Kami melakukan sterilisasi dengan mengerahkan dua unit rubber boat, KAL Tanjung Pandangan dan KAL Badung, termasuk masing-masing satu unit speed boat, combat boat, searider, dan, catamaran, serta dua kapal perang, yaitu KRI Hiu-634 dan KRI Sura-802," kata Danlanal Denpasar Kolonel Laut (P) GB Oka di Mako Lanal Denpasar (5/3).
Sejak awal Maret 2017, ratusan prajurit TNI Angkatan Laut dari Lanal Denpasar telah mengikuti gelar pasukan PAM VVIP bersama unsur TNI/Polri Wilayah Bali, serta mengerahkan prajuritnya untuk menyisir keamanan laut di seluruh Perairan Bali untuk menjamin keamanan bagi rombongan Raja Salman yang berjumlah sekitar 1.500 orang selama berlibur di Bali.
Lain halnya dengan di darat, aparat Polres Jembrana, Bali, juga memperketat pemeriksaan kendaraan, barang, dan orang, melalui pemeriksaan berlapis terhadap apapun yang masuk ke Bali terkait pengamanan kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud itu.
Pemeriksaan berlapis itu dilakukan sejak di pintu keluar Pelabuhan Gilimanuk, lalu Satuan Lalu Lintas Polres Jembrana memeriksa kembali kendaraan yang hendak menuju ke Denpasar di Kota Negara, Sabtu (4/3) malam. Aparat Brimob Detasemen C Polda Bali yang bersenjata laras panjang juga dilibatkan dalam pemeriksaan berlapis itu.
"Selain surat-surat kendaraan dan pengemudi, kami juga memeriksa isi kendaraan, termasuk barang di dalamnya. Sasarannya mencegah masuknya barang berbahaya seperti bahan peledak, serta orang terduga teroris," kata Kepala Bagian Operasional Polres Jembrana Komisaris Ketut Sukarta, yang memimpin operasi ini.
Objek Wisata Jangan Diperketat
Kendati jajaran TNI dan Polri cukup "all out" dalam menjamin keamanan sang raja penjaga dua kota suci di Mekah dan Madinah itu, namun Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengaku tidak setuju jika pengamanan sejumlah objek wisata dibuat terlalu ketat.
"Tidak boleh ada yang dirugikan. Saya sudah katakan bahwa Bali itu biarkan apa adanya. Bahwa ada rencana kunjungan (Raja Salman-red) dan sebagainya, bukan berarti terus orang lain nggak bisa datang," kata Pastika di sela-sela menghadiri sidang paripurna DPRD Bali, di Denpasar (6/3).
Menurut dia, tidak boleh terjadi kalau objek wisata langsung steril dan terlalu ketat bagi pengunjung lainnya, gara-gara Raja Salman dan rombongan akan berwisata ke tempat tersebut, apalagi kalau sampai akses pantai ditutup.
"Semestinya tidak seperti itu karena janjinya nggak begitu kok. Saya katakan, biarkan Bali dengan daya tariknya tersendiri, jangan dibuat-buat," ucap mantan Kapolda Bali itu.
Pastika mengingatkan wisatawan sesungguhnya dalam berwisata ke Pulau Dewata menginginkan kenyamanan, sekaligus keamanan. "Kalau aman, artinya tidak ada gangguan apapun, tetapi juga nyaman. Kalau ketatnya setengah mati, orang tidak bisa lewat, ya tidak nyaman jadinya," ujarnya.
Apalagi, Deputi Direktur Operasional PT Jasa Angkasa Semesta (JAS) Subiyono saat bertemu dengan awak media di Kuta, Kabupaten Badung (5/3) mengatakan bahwa Raja Salman dan rombongan berwisata di Bali hingga 12 Maret 2017, atau lebih lama dari jadwal semula pada tanggal 9 Maret 2017.
JAS merupakan pihak yang menangani penerbangan Raja Salman dan rombongan yang dimulai sejak 16 Februari 2017 di Bali sedari kedatangan tim observasi hingga kargo dengan muatan di antaranya dua unit mobil Mercedes S-600 dan satu tangga elektronik.
Namun, informasi perpanjangan liburan Raja Salman dan rombongan itu masih belum ada kepastian. "Kami belum tahu (perpanjangan) rencana sampai tanggal 9 Maret, walaupun `booking` hotel sampai tanggal 13 Maret," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali Ajun Komisaris Besar Polisi Hengky Widjaja.
Yang jelas, harapan Gubernur Bali Mangku Pastika untuk tidak memperketat objek wisata selama ada kunjungan Raja Salman itu agaknya terlihat di kawasan wisata elit Nusa Dua di Kabupaten Badung, Bali, yakni kawasan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), yang tidak ditutup oleh aparat keamanan.
Masyarakat dan wisatawan yang memasuki kawasan "Nusa Dua Resorts" di kawasan ITDC masih mendapatkan akses keluar masuk di kawasan perhotelan tersebut, meski aparat gabungan siaga mulai di pintu gerbang ITDC.
Selain itu, Polda Bali juga mendirikan posko Brimob di kawasan ITDC sebagai tempat bersiaga petugas keamanan.
Pengamanan lebih ketat di pintu depan Hotel St Regis, yang menjadi tempat Raja Salman menginap selama berlibur di Bali, karena petugas keamanan terlihat banyak bersiaga, baik berseragam lengkap dengan senjata laras panjang ataupun berpakaian sipil.
Di hotel yang menghadap laut tersebut, seluruh kamar telah disewa oleh Kerajaan Arab Saudi, sedangkan beberapa hotel lain di kawasan itu yang dijadikan tempat menginap rombongan Kerajaan Arab Saudi juga dijaga ketat aparat.
Jadi, faktor keamanan untuk tamu VVIP seperti Raja Salman dari Arab Saudi itu memang penting, namun pengamanan yang ada harus tetap memberikan kenyamanan kepada para wisatawan, sehingga si tamu akan merasa nyaman dan tentu akan ingin datang kembali. Semoga. (WDY)