Denpasar (Antara Bali) - Bentara Budaya Bali (BBB), lembaga kebudayaan nirlaba Kompas-Gramedia di Ketewel, Kabupaten Gianyar menggelar pameran wastra menampilkan kekayaan dan keindahan kain-kain dari penjuru nusantara berlangsung selama seminggu hingga 3 Maret 2017.
"Wastra-wastra yang dipamerkan merupakan koleksi langka, berupa songket, kain kapal, berbagai batik, hingga ke kain gringsing dan tenun ikat berasal dari Aceh, Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan bali," kata Kurator pameran tersebut Eddy Soetriyono di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan, pameran selain menampilkan kain langka semasa kerajaan dulu, juga menyuguhkan buah cipta para "empu dari era kerajaan-kerajaan masa dulu, termasuk seniman-seniman wastra yang hingga kini masih aktif berkarya.
Mereka antara lain Dudung Alie Sjahbana, Siti Maimona, Henni Adli dan Tatik Sri Harta. Tidak ketinggalan para pendahulu antara lain Bapak Batik Indonesia Panembahan Harjonagoro, Go Tik Swan, Oei Soe Tjoen, Setyowijaya, Iwan Tirta, dan Simon Lenan Setijoko; yang semuanya telah tiada.
"Mereka adalah para pelanjut tongkat estafet tradisi yang dibawa ke masa kini dan masa depan, kontemporer dan bahkan post-modern," ujar Eddy Soetriyono.
Pameran tersebut juga disertai diskusi Buku Nusawastra Silang Budaya yang disusun oleh Quoriena Ginting, seorang pecinta dan kolektor kain. Buku itu menampilkan wastra-wastra tradisi lama yang silam, tradisi yang mati dan wastra tradisi yang terus dilanjutkan ke masa kini oleh para "empu" atau "seniman wastra.
Quoriena Ginting, adalah kolektor dan pecinta kain yang juga Dosen Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan. Ia merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan Program Spesialis Notariat, Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Bincang Wastra akan dilaksanakan Minggu (26/2) bersama sejumlah pakar dan pegiat wastra di Indonesia, serta pemutaran dokumenter yang menggambarkan kekayaan wastra Nusantara. Bertindak sebagai pimpinan produksi program ini adalah Rindi Soepardi. Agenda Bincang Wastra mengetengahkan dua topik utama, yakni Upaya songket dan Ikat agar terus mengikat menghadirkan pembicara Henny Adli (pakar dan pelaku songket Minang) serta Cletus Beru (pakar dan pelaku tenun NTT).
Demikian pula "Antara Inovasi dan tradisi" , bersama narasumber Dudung Alie Syahbana (Pengajar Universitas Pekalongan, pakar dan pelaku batik) serta Siti Maemona (pakar dan pelaku batik Madura, ujar Eddy Soetriyono. (WDY(