Jakarta (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo bersama sejumlah menteri
terkait pendidikan dan agama membahas pendekatan pelajaran yang
memperkuat nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika.
"Bagaimana pendidikan terkait jati diri ke-Indonesiaan kita yang
memang dikenal sebagai masyarakat bangsa yang religius, yang sangat
agamis, tapi juga sekaligus sangat memperhatikan keragaman, kemajemukan,
kebhinnekaan," kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Komplek
Istana Kepresidenan, Jakarta usai menemui Jokowi pada Selasa pagi.
Menurut Lukman, nilai-nilai kebhinekaan tersebut perlu senantiasa
dipelihara dan dikembangkan oleh seluruh lembaga pendidikan yang ada di
Tanah Air.
Menteri menambahkan pendidikan agama tetap diperlukan dengan
mengajarkan sisi substantif dan esensi nilai-nilai keagamaan secara
promotif.
Menag menilai jika lembaga pendidikan memberikan pengajaran agama
dengan pendekatan konfrontatif, maka dikhawatirkan dapat merusak
persatuan dan kesatuan bangsa.
"Kalau agama disebarluaskan dengan pendekatan yang konfrontatif,
maka disintegrasi bangsa ini yang justru akan muncul," kata Lukman
mengenai pendekatan pendidikan agama.
Selain Lukman, sejumlah menteri yang datang menemui Presiden yaitu
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy serta Menteri Ristek
Dikti Mohamad Nasir.
Pemerintah mengatur pendidikan agama melalui Peraturan Pemerintah RI
Nomor 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan
bagi masing-masing pemeluk agama.
Pada Bab II Pasal 2, dijelaskan pendidikan agama berfungsi membentuk
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antarumat
beragama. (WDY)
Presiden Bahas Pendidikan Perkuat Bhinneka Tunggal Ika
Selasa, 17 Januari 2017 15:39 WIB