Jakarta (Antara Bali) - Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
Jenderal Tito Karnavian menyatakan sepanjang 2016 Polri menangani 170
kasus terorisme atau naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang
hanya 82 kasus.
"Peningkatan ini disebabkan oleh dinamika politik
di Suriah dan Irak yang tidak stabil akibat serangan ISIS sehingga
mempengaruhi peningkatan kasus terorisme di Indonesia," kata Tito pada
"Silaturahmi dan Jumpa Pers Kapolri" di Mabes Polri, Jakarta, Rabu.
Tito menyatakan pada 2015 kelompok ISIS masih mengukur strategi dengan mengekspansi ke beberapa wilayah di sejumlah negara.
"Namun,
pada 2016 posisi mereka terpojok karena adanya serangan dari
negara-negara Barat sehingga mereka memutuskan mengontrol gerakan mereka
di luar Irak dan Suriah, salah satunya di Indonesia," ucap Tito.
Terkait penindakan terorisme, Polri sedang mengintensifkan pencarian teroris asal Indonesia, Bahrun Naim.
"Terkait
dengan Bahrun Naim ini kami masih melakukan kerja sama dengan
negara-negara terkait, mempelajari jaringan komunikasi yang mereka
lakukan dengan sel-selnya, terus kami intensifkan dan juga tentu tempat
keberadaannya yang kami duga berada di Suriah dan Irak," kata Kadivhumas
Mabes Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar.
Menurut Boy, Polri sudah bekerja sama dengan jaringan kerja sama internasional dan juga dibantu oleh Kementerian Luar Negeri RI.
"Mudah-mudahan
suatu saat dapat dilakukan penangkapan dengan perbantuan dari otoritas
setempat, tetapi kami kan juga menyadari kondisi keamanan di
negara-negara tersebut tengah terjadi gejolak, dapat dikatakan konflik
antara pemerintah dengan pemberontak terutama dari ISIS," kata Boy. (WDY)
Kasus Terorisme Meningkat Sepanjang 2016
Kamis, 29 Desember 2016 7:47 WIB