Prof Dr I Gede Arya Sugiartha, S Skar,M Hum kembali terpilih memimpin Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar untuk periode empat tahun kedepan, setelah menang mutlak dalam pemilihan rektor yang berlangsung di kampus setempat.
Prof Arya Sugiartha berhasil mengantongi 32 suara dari 35 pemilih yang diperebutkan sehingga mampu menyisihkan kedua lawannya Dr. I Komang Sudirga, S.Sn.,M.Hum yang mendapatkan dua suara dan Dr. I Komang Arba Wirawan, SSn.,M.Si. satu suara.
Pemilihan Rektor ISI Denpasar periode 2017-2021 itu dihadiri Sekretaris Ditjen Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Iptek Dikti) Dr Ir Agus Indarjo, M Ph dan 23 anggota senat lembaga pendidikan tinggi seni tersebut.
Arya Sugiartha mengatakan, pihaknya akan menyiapkan persyaratan untuk mendapatkan nilai akreditasi A dan menjadi kampus negeri berstatus Badan Layanan Umum (BLU).
ISI Denpasar memiliki dua fakultas dan program pascasarjana terdiri atas Fakultas Seni Pertunjukan mengelola lima program studi yakni Tari, Seni Karawitan, Seni Pedalangan, Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, serta Musik.
Fakultas Seni Rupa dan Desain mengelola tujuh program studi yang terdiri atas Seni Murni, Desain Komunikasi Visual, Desain Interior, Kriya, Fotografi, Televisi dan Film, serta Desain Mode.
Program Pascasarjana mengelola satu Program Studi Seni (S2). Program studi dan Institusi telah terakreditasi.
Selain itu melakukan terbosan dan inovasi dengan membuka program Doktor Seni berbasis Studi Interdisipliner.
Ia mengatakan, kampus ISI memiliki karya-karya monumental itu akan dapat mendukung program unggulan "Ngayah", sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat, pendidikan dan penelitian saat masyarakat desa adat (Pekraman) menggelar kegiatan ritual berskala besar.
Kegiatan "ngayah" itu, menampilkan kesenian tradisional Bali sebagai kelengkapan kegiatan ritual yang digelar masyarakat desa adat di delapan kabupaten dan satu kota di Bali.
Dalam kegiatan sosial itu berinteraksi dengan masyarakat, membantu membangkitkan potensi seni dan memberikan hiburan kepada masyarakat. Hubungan yang harmonis dengan seluruh masyarakat desa adat di Bali itulah menjadikan lembaga pendidikan tinggi seni itu tidak dipandang sebagai "menara gading" namun menjadi rahmat bagi masyarakat dan semesta alam.
Kegiatan "ngayah" itu dilakukan secara berkesinambungan, memenuhi keinginan dan harapan masyarakat, karena jauh sebelumnya pengurus (prajuru) bendesa adat sudah mengajukan permohonan agar ISI ikut melengkapi kegiatan ritual itu dengan menampilkan kesenian.
Kisah Arya Sugiartha
Arya Sugiartha, pria kelahiran Pujungan, Tabanan memasuki umur setengah abad (50 tahun), kelahiran 1 Desember 1966.
Akhirnya menjadi Guru Besar dalam bidang ilmu kajian Seni dan Budaya pada fakultas Seni Pertunjunkan, ISI Denpasar setelah orasi ilmiah yang berjudul "Genjek Sebuah Seni Vokal Bali, Pembentukan dan Perkembangannya".
Disampaikan ketika sidang terbuka senat ISI Denpasar, di Denpasar, Kamis, 30 Juni 2016.
Sejak kecil, sosok Arya Sugiartha mulai pendidikannya di SDN 2 Pujungan (1972-1979) aktif ikut kegiatan seni bahkan memimpin sendratari Ramayana anak-anak di Pujungan tahun 1976.
"Saya juga sempat mengisi kegiatan Pesta Kesenian Bali (PKB) yang telah dinanti-nanti oleh masyarakat Bali dan wisatawan manca negara," ujar Arya Sugiartha.
Selain itu, aktif organisasi untuk mengasah pengembangan diri dan ikut kegiatan ekstrakulikuler seperti Pramuka, Pecinta Alam.
Pengalaman yang menarik diperolehnya, ketika memasuki jenjang menangah pertama SMPN Pupuan (1979-1982) menjadi peserta Jambore Nasional (Jamnas) Pramuka di Bumi Perkemahan nasional Cububur, Jakarta tahun 1981.
Pramuka merupakan wadah pendidikan karakter untuk melatih mental dan fisik untuk membentuk sumber daya manusia yang kualitas memiliki jiwa Pancasila, nasionalisme dan patriotisme.
Ia menuturkan, ketika dirinya memasuki jenjang SMAN 1 Tabanan (1982-1985) terpilih menjadi Ketua Badan Perwakilan Siswa (BPS) tahun 1982-1983 dan Ketua Umum Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) tahun 1983-1984.
Selanjutnya menempuh pendidikan Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Denpasar tahun 1985-1988 menjadi Ketua Mahasiswa Pencinta Alam (MAPALA) tahun 1986-1987.
Sambil menempuh S1 Seni Karawitan Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar (1998-1990) menjadi Ketua Senat, S2 Pengkajian Seni Pertunjukan Universitas Gajah Mada (1993-1996) dan S3 Kajian Budaya Universitas Udayana (2008-2012).
Sebelum menjadi Rektor ISI Denpasar periode 2013-2017 yang dilantik oleh Mendikbud Mohammad Nuh di Gedung A Kemendikbud Senayan Jakarta, tanggal 23 Maret 2013.
Ia sempat menjabat sebagai Kepala Sub-Unit Penelitian STSI Denpasar (1996-1998), sekretaris Jurusan Karawitan STSI Denpasar (1998-2002), Wakil Ketua Ikatan Alumni ASTI/STSI (IAAS) Denpasar (1998-2005).
Arya Sugiarta juga mengatakan, berikutnya menjadi Pembantu Ketua II STSI Denpasar (2002-2014), Pembantu Rektor II ISI Denpasar (2004-2013), Governing Board Member (GBM) SEAMEO-SPAFA wakil Indonesia (2014-sekarang) dan Anggota Majelis LISTIBYA Provinsi Bali (2016-sekarang).
Memulai karirnya sebagai tenaga pengajar dosen S1 pada Jurusan Seni Karawitan STSI dan ISI Denpasar, sejak tahun 1991.
Ia juga sering sebagai pembicara kegiatan nasional maupun internasional seperti Seminar Nasional pengembangan Sumber Daya Bidang Kebudayaan di Fakultas Pariwisata Universitas Udayana tahun 2011.
Pembicara Dies Natalis Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta tahun 2016.
Terakhir menjadi pembicara Seminar Internasional dalam rangka ISI Denpasar dengan Okinawa Perfectural University of Art di Okinawa, Jepang, 2015.
Pengalam tersebut, menjadi modal dalam mengembangkan kampus ISI Denpasar menuju pusat unggulan seni dan budaya.
"Sebuah komitmen yang tertuang dalam visi institut, yakni tahun 2020 lembaga pendidikan tinggi seni itu menjadi pusat unggulan seni dan budaya," kata Arya Sugiartha.
Lulusan ISI Denpasar Berkualitas Berdaya Saing Global
Arya Sugiartha mengharapkan, ISI Denpasar mampu mencetak sarjana seni yang handal, penelitian berkualitas serta menghasilkan karya seni kreatif memiliki daya saing global.
Demikian pula pengabdian kepada masyarakat mampu memberikan manfaat sekaligus satu-satu lembaga pendidikan tinggi seni di Pulau Dewata itu menjadi pusat layanan data dan informasi seni budaya.
Dalam pembangunan seni dan budaya kiprah ISI Denpasar dapat berfungsi menjaga keseimbangan hidup dan memperkokoh jati diri anak bangsa, sehingga berkembang menjadi manusia yang berkualitas, mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
Kiprah lembaga yang dipimpinnya dalam menempa generasi muda melalui sinergi logika, etika, dan estetika yang tercermin dalam motto "Sewaka Guna Widya, Satyam, Siwam, Sundaram", yakni kewajiban mengembangkan ilmu pengetahuan melalui kebenaran, kebaikan, dan keindahan.
Ia juga mengatakan, memiliki kemampuan sumber daya manusia dan perangkat regulasi yang memadai untuk berperan secara aktif dalam dunia internasional.
Hal itu terbukti dengan banyaknya permintaan kerja sama dari berbagai pihak di dalam dan luar negeri, baik dari perguruan tinggi, kalangan pemerintah, yayasan dan kelompok masyarakat.
Kerja sama yang telah terealisasi selama ini dengan 35 perguruan tinggi seni dan berbagai pihak di mancanegara.
Pihaknya masih terus berupaya meningkatkan dan memperluas jaringan internasional dan kerja sama dengan perguruan tinggi lintas negara, salah satu diantaranya yang sedang dalam pembahasan dengan Songkhla Rajabhat University Thailand. (*)
BIODATA
Nama : Dr I Gede Arya Sugiartha, SSKar., M.Hum
Tempat/Tgl. Lahir : Pujungan, 1 Desember 1966
NIP : 196612011991031003
Pangkat/Golongan : Pembina Utama Muda, Gol. IV/c
Jabatan : Lektor Kepala
Pendidikan Terakhir : Doktor (S3)
Sub-Unit Kerja : Dosen Jurusan Seni Karawitan ISI Denpasar
Agama : Hindu
Alamat : Perumahan ISI "Citta Kelangen" Blok II
No. 5 Angantaka, Abiansemal, Kab. Badung.
Telp. : 08123967919
E-Mail : de_arya_66@yahoo.com
Nama Ayah : I Ketut Sabda
Nama Ibu : Ni Wayan Sebeb
Nama Istri : Ni Nengah Mustiari
Nama Anak : I Putu Arya Janottama, SSn.
Ni Made Mirah Andriyani
Nama Cucu : Ni Putu Intan Warastrasari
B. Riwayat Pendidikan
1. Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Pujungan (1972-1979)
2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Pupuan (1979-1982)
3. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri I Tabanan (1982-1985)
4. Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Denpasar (1985-1988)
5. Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar S1 Seni Karawitan
(1988-1990)
6. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, S2 Pengkajian Seni Pertunjukan
(1993-1996)
7. Universitas Udayana, S3 Kajian Budaya (2008-2012). (*)