Ia yang kini menjadi Kepala SMPN 1 Denpasar dan berkat seni kepemimpinannya mampu membawa lembaga pendidikan menengah ini meraih prestasi akademik dan non akademik tingkat nasional dan internasional.
Siswa SMPN 1 Denpasar Desak Made Sri Widyadari misalnya meraih medali emas "ASEAN School Games Chiangmai Thailand July 2016."
Selain itu, medali emas juga disabet dalam pertarungan karate di Swis, emas pada kejuaraan menembak di Rusia, emas di cabang renang di Thailand dan medali perak lomba matematika di Sungapura.
A.A. Rimbya Temaja menambahkan, siswa lainnya Geovanka Aurely Natassjas meraih Silver Medal "Internasional Competition and Assessmant for School Y8 Computer 2012 Educational Assessment Australia."
Siswa I Kadek Rico Vergian Dinatha mnyabet perak "100 M Air Pistol Man" ajang PON Remaja I di Surabaya tahun 2014.
Sementara itu, salah satu siswa SMPN 1 Denpasar sempat memecahkan rekor nilai Ujian Nasional (UN) dengan nilai 100 di masing-masing mata pelajaran.
SMPN 1 Denpasar dijuluki sekolah favorit karena mampu meraih nilai rata-rata tertinggi dalam waktu lima tahun yakni tahun 2008/2009 (9,43), tahun 2009/2010 (9,38), tahun 2010/2011 (9,40), tahun 2011/2012 (9,65) dan tahun 2012/2013 (9,08).
Ia mengharapkan, pihaknya dapat unggul dalam mutu, berdaya saing secara internasional, beriman, bertakwa dan berbudaya lingkungan.
Keberhasilan itu tentu berkat adanya kerja sama semua komponen sekolah yakni, guru sebagai tenaga pendidik, siswa dan dukungan orang tua.
Pihaknya juga menggali setiap potensi siswanya baik akademik maupun non akademik, bahkan mencari tenaga ahli dari luar sekolah jika memang diperlukan untuk memunculkan bakatnya sehingga mampu mencapai puncak di usianya.
"Hal itu tidak terlepas dari dukungan orang tua siswa SMPN 1 Denpasar, selama ini yang sangat berpengaruh terhadap pencapain prestasi," ujar A.A. Rimbya Temaja.
Pengabdian A.A. Rimbya Temaja kepada dunia pendidikan di daerah ini sehingga terpilih sebagai Guru Ajeg Bali tahun 2007.
Prestasi itu yang membuktikkan dirinya sebagai upaya dalam melestarikan budaya Bali sekaligus sebagai seniman maupun dipercaya menjadi "Kelian" Banjar Adat Kertalangu, Kesiman Denpasar.
Di samping itu, A.A. Rimbya Temaja juga menulis buku yang berjudul Bahasa Daerah Bali dan Budi Pekerti Prestasi Guru.
Kisah A.A. Rimbya Temaja Menuju Ke Puncak
A.A. Rimbya Temaja lahir 31 Desember 1958 di Payangan Gianyar, putra dari pasangan A.A. Raka dengan A.A. Istri Anom Pejeng.
Semenjak kecil, Ia berkeinginan kuat untuk memiliki kehidupan yang lebih baik. Bangun pagi sebelum sekolah rutin, sempat jualan pisang goreng ke warung-warung sudah terbiasa bekerja keras, bekerja serabutan agar bisa.
Selain itu, Ia juga sebagai penyedia bunga kepada para padagang "bunga rampe" dan "keraras" atau daun pisang yang sudah kering. Penghasilannya semua digunakan untuk keperluan sekolah.
A.A. Rimbya Temaja mengaku, terinspirasi oleh ayahnya yang juga guru di SMP yang satu-satunya di Payangan kala itu, serta sebagai tokoh seniman yang mengajar drama gong, tari bahkan menjadi dalang.
Masa-masa itu, mengalami kehidupan tradisional Bali penuh dengan keterbatasan fasilitas.
Ia mengingat ketika mandi masih di sungai baik laki-laki maupun perempuan. Bahkan punya satu jenis pakaian yang digunakan untuk semua aktifitas baik sekolah, di rumah mapun bekerja.
"Kehidupan tersebut, dijadikan lompatan yang menghantarkan semangat belajar tak kenal lelah untuk melakukan perubahan hidup yang lebih baik," kata A.A. Rimbya Temaja.
Pendidikan dasar A.A. Rimbya Temaja dimulai di kampungnya SDN 1 Payangan, selanjutnya menempuh pendidikan menengah di SMPN 1 Payangan.
Setelah itu, melanjutkan Sekolah Seni Rupa Indonesia (SSRI) yang bertempat di Art Center, saat ini berubah nama menjadi SMKN 4 Sukawati.
Semasa sekolah di Denpasar itu, Ia merasa sangat bahagia karena ditemani sepeda gayung, dimana pada saat itu sudah menjadi kendaraan yang berharga.
"Setiap minggunya pulang ke kampung untuk ikut bantu orang tua kerja di sawah sambil membawa perbekalan makan seperti beras, saur dan sambal," ujar A.A. Rimbya Temaja.
Lulus dari pendidikan menengah atas tahun 1980 melamar pekerjaan menjadi guru honor di Sekolah Pendidikan Guru (SPG) dan SMA Dwijendra.
Sore harinya kuliah di kampus Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar (IHDN Denpasar), perguruan tinggi Agama Hindu.
Untuk menambah penghasilan, Ia juga menjadi guru honor Sekolah Wira Bakti, SLUB, Harapan Nusantara dan Wijaya Kusuma.
Selain itu, A.A. Rimbya Temaja juga memanfaatkan waktu sebagai guru terbatas mengajar seni rupa, bahasa Bali dan agama Hindu.
Serta kegiatan pengembangan diri Gerakan Pramuka dan olahraga basket dan bulu tangkis.
Ia merasa bahagia menjadi seorang guru ketika mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki daya saing di masing-masing bidang.
Dengan hal tersebut, A.A. Rimbya Temaja melanjutkan pendidikan S2 jurusan "Brahma Widya" atau Ilmu Ketuhanan di Kampus IHDN angkatan kedua.
Masa mudanya aktif organisasi kepemudaan seperti Peradah, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dan Pramuka hingga kini menjadi pengurus di Kwarcab Denpasar.
Ia mengaku, pengalaman sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi menjadi ketua yang menjadi modal sebagai Kepala SMPN 1 Denpasar.
Masa Depan Tergantung Kualitas Guru
Guru ialah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
Ia juga mengatakan, guru yang baik selalu meningkatkan disiplin dan menjaga integritas.
"Tidak saja memberikan teori namun lebih memberikan teladan terlebih dahulu sehingga anak-anak didik dapat dijadikan contoh dalam kehidupannya," kata A.A. Rimbya Temaja.
Begitu juga dirinya tertarik menjadi seorang guru, oleh karena sebagai guru identik dengan mengedepankan tata krama, karakter yang baik serta sangat dihormati oleh seluruh komponen masyarakat.
Untuk itu, tugas seorang guru begitu mulia dalam tatanan kehidupan masyarakat, khususnya di Bali.
Bahkan menurut agama Hindu, guru merupakan simbol bagi suatu tempat suci yang berisi ilmu (vidya) dan juga pembagi ilmu. Seorang guru adalah pemandu spiritual atau kejiwaan murid-muridnya.
Kebanggaan seorang guru, ketika memiliki siswa yang mampu lebih hebat daripada pengajarnya.
Ia mengharapkan, para guru agar mengajarkan kepada siswa dengan penuh ketulusan sehingga menumbuhkan kesadaran setiap siswa untuk belajar dengan tekun.
"Selalu menjaga tata krama dan sopan santun antara guru dan siswa," harap A.A. Rimbya Temaja.
Hal itu sejalan dengan program Revolusi Mental pemerintahan Presiden Jokowi Widodo, dimana seorang guru diharapkan mampu memperbaiki mental dan karakter anak-anak sehingga terwujudkan generasi emas Indonesia 2045.
Khususnya lulusan SMPN 1 Denpasar telah melahirkan tokoh-tokoh yang berpangruh yang ikut berperan dalam membangun kemajuan bangsa dan negara.
Salah satu alumni SMPN 1 Denpasar yang fenomenal yakni Walikota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, SE, M.Si serta Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia Drs. Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga.
"Sosok Rai Mantra sejak sekolah memang anaknya rajin, pintar dan sopan kepada yang lainnya," tutupnya. (*)
Biodata
Nama : AA Gde Agung Rimbya Temaja
TTL : Payangan, 31 Desember 1958
Jabatan : Kepala SMPN 1 Denpasar
Istri : Ni Nyoman Sukasih, S.Pd
Anak : A.A. Istri Hiranyagarbhani dan A.A. Bagus Dwitanigraha
Orang Tua
Bapak : A.A. Raka Jelantik
Ibu : A.A. Istri Anom Pejeng