Singaraja (Antara Bali) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buleleng, Bali, segera mengoperasikan instalasi gawat darurat (IGD) setelah selesai masa pembangunan selama dua tahun terakhir.
"IGD ini merupakan unit kegawatdaruratan terpadu. Disamping ada tindakan-tindakan medis juga tersedia pemeriksaan laboratorium, rontgen dan juga ada kamar operasi," kata Direktur RSUD Buleleng, Gede Wiartana di Singaraja, Bali, Rabu.
Ia mengatakan, semua pasien akan dirawat dengan baik sampai dengan tindakan operasi. Selain itu, tersedia juga ruangan rawat inap intensif seperti ICU, ICCU, NICU dan PICU yang terdiri dari 27 tempat tidur. Ruang perawatan VIP juga tersedia di IGD ini dengan 24 kamar.
"IGD ini dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap. Ada rontgen, pemeriksaan lab, dan juga ruang operasi. Di IGD ini juga dilengkapi dengan ruang rawat inap," kata Wiartana.
Mengenai anggaran pembangunan dan alat kesehatan, Wiartana mengungkapkan, anggaran untuk pembangunan pada tahap pertama tahun 2015 sebesar Rp 46,1 milyar lebih. Pada tahap kedua di tahun 2016 sebesar Rp33, 2 miliar.
Sedangkan untuk alat kesehatan pada tahun 2016 sebesar Rp. 7,2 Milyar dan pada tahun 2017 sebesar Rp3,1 milyar. "Untuk pembangunan fisik sebesar Rp80 milyar lebih dan untuk alat kesehatan sendiri pada tahun 2017 sudah masuk anggaran melalui dana DAK dari APBN sebesar Rp3,1 Milyar," ungkapnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Buleleng, Ir I Made Gunaja yang turut hadir pada kesempatan itu berharap dengan adanya IGD dapat meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat terutama dalam bidang kesehatan.
Ia mengungkapkan, pembangunan IGD merupakan terobosan yang baik karena dengan adanya IGD satu pintu maka nada sortir pasien-pasien perlu tindakan lanjutan atau tidak.
"Peranan IGD satu pintu ini sangat strategis karena bisa mensortir pasien mana yang harus rawat jalan dan rawat inap. Diharapkan juga masyarakat semakin banyak perawatannya bisa dibantu," kata Gunaja. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"IGD ini merupakan unit kegawatdaruratan terpadu. Disamping ada tindakan-tindakan medis juga tersedia pemeriksaan laboratorium, rontgen dan juga ada kamar operasi," kata Direktur RSUD Buleleng, Gede Wiartana di Singaraja, Bali, Rabu.
Ia mengatakan, semua pasien akan dirawat dengan baik sampai dengan tindakan operasi. Selain itu, tersedia juga ruangan rawat inap intensif seperti ICU, ICCU, NICU dan PICU yang terdiri dari 27 tempat tidur. Ruang perawatan VIP juga tersedia di IGD ini dengan 24 kamar.
"IGD ini dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap. Ada rontgen, pemeriksaan lab, dan juga ruang operasi. Di IGD ini juga dilengkapi dengan ruang rawat inap," kata Wiartana.
Mengenai anggaran pembangunan dan alat kesehatan, Wiartana mengungkapkan, anggaran untuk pembangunan pada tahap pertama tahun 2015 sebesar Rp 46,1 milyar lebih. Pada tahap kedua di tahun 2016 sebesar Rp33, 2 miliar.
Sedangkan untuk alat kesehatan pada tahun 2016 sebesar Rp. 7,2 Milyar dan pada tahun 2017 sebesar Rp3,1 milyar. "Untuk pembangunan fisik sebesar Rp80 milyar lebih dan untuk alat kesehatan sendiri pada tahun 2017 sudah masuk anggaran melalui dana DAK dari APBN sebesar Rp3,1 Milyar," ungkapnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Buleleng, Ir I Made Gunaja yang turut hadir pada kesempatan itu berharap dengan adanya IGD dapat meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat terutama dalam bidang kesehatan.
Ia mengungkapkan, pembangunan IGD merupakan terobosan yang baik karena dengan adanya IGD satu pintu maka nada sortir pasien-pasien perlu tindakan lanjutan atau tidak.
"Peranan IGD satu pintu ini sangat strategis karena bisa mensortir pasien mana yang harus rawat jalan dan rawat inap. Diharapkan juga masyarakat semakin banyak perawatannya bisa dibantu," kata Gunaja. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016