Denpasar (Antara Bali) - Indonesia Eximbank lembaga pembiayaan ekspor Indonesia untuk memperkuat usaha kecil menengah (UKM) berorientasi ekspor membuka kantor pemasaran di pusat perkantoran Niti Mandala Renon Denpasar, Bali.
Direktur Eksekutif Indonesia Eximbank, Ngalim Sawega, Jumat mengatakan, pihaknya berupa memperkuat dukungan untuk pelaku UMK yang menghasilkan produk berorientasi ekspor.
Ia mengatakan, pembukaan kantor baru itu sengaja memilih Bali, karena daerah ini mengalami pertumbuhan ekonomi yang solid dan potensi ekspor yang cukup besar, termasuk untuk segmentasi UKM.
Selama lima tahun terakhir, pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bali berada di atas pertumbuhan PDRB nasional.
Pada tahun 2015 dan triwulan III 2016, pertumbuhan ekonomi Bali tercatat 6,04 persen dan 6,17 persen di atas pertumbuhan ekonomi nasional, yakni 4,79 persen dan 5,02 persen.
Ekonomi Bali (2015) ditopang oleh tiga sektor ekonomi utama yakni perdagangan, restoran dan hotel (28,4 persen), pertanian, kehutanan dan perikanan (14,5 persen) serta transportasi, pergudangan dan komunikasi 14,0 persen.
Tercatat hampir 500 perusahaan/pelaku ekspor yang berkontribusi terhadap total ekspor Provinsi Bali tahun 2015 yakni 498,7 juta dolar AS.
Lima komoditas utama terbesar yang diekspor meliputi iIkan dan udang, perhiasan (permata), pakaian jadi bukan rajutan, perabot, penerangan rumah kayu dan barang dari kayu.
Pada bulan Oktober 2016, nilai ekspor barang Provinsi Bali mencapai 40,5 juta dolar AS naik 1,18 persen yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya 40 juta dolar AS.
Potensi ekspor tersebut didukung oleh rencana pemerintah Provinsi Bali untuk meningkatkan pelayanan Pelabuhan Benoa sebagai pelabuhan utama ekspor Provinsi Bali.
Ngalim Sawega mengatakan, dengan hadirnya Kantor Pemasaran di Bali sebagai representasi Indonesia Eximbank di wilayah Indonesia bagian tengah, secara geografis diharapkan mempermudah para pelaku usaha di industri UMKM berorientasi ekspor di Bali dan sekitarnya, seperti Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur untuk menjangkau akses pembiayaan, penjaminan dan asuransi.
Ia menekankan, bahwa Indonesia Eximbank berkomitmen untuk terus menjalankan perannya dalam memberikan layanan pembiayaan ekspor dengan suku bunga kompetitif, fasilitas penjaminan dan asuransi yang dapat menghindari risiko dalam aktivitas ekspor.
Selain itu Indonesia Eximbank juga berupaya meningkatkan kapasitas UKM melalui jasa konsultasi yang diwujudkan melalui "Coaching Program for New Exporter (CPNE)" yakni sebuah program berkelanjutan dimana calon eksportir memperoleh pelatihan dan bimbingan, pendidikan, pameran dan pendampingan.
Upaya yang dilakukan selama periode tertentu hingga mampu melakukan ekspor perdana. Selama tahun 2015 misalnya, Indonesia Eximbank telah mencetak empat pelaku UKM yang berhasil melakukan ekspor perdana produk ke sejumlah negara, ujar Ngalim Sawega. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Direktur Eksekutif Indonesia Eximbank, Ngalim Sawega, Jumat mengatakan, pihaknya berupa memperkuat dukungan untuk pelaku UMK yang menghasilkan produk berorientasi ekspor.
Ia mengatakan, pembukaan kantor baru itu sengaja memilih Bali, karena daerah ini mengalami pertumbuhan ekonomi yang solid dan potensi ekspor yang cukup besar, termasuk untuk segmentasi UKM.
Selama lima tahun terakhir, pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bali berada di atas pertumbuhan PDRB nasional.
Pada tahun 2015 dan triwulan III 2016, pertumbuhan ekonomi Bali tercatat 6,04 persen dan 6,17 persen di atas pertumbuhan ekonomi nasional, yakni 4,79 persen dan 5,02 persen.
Ekonomi Bali (2015) ditopang oleh tiga sektor ekonomi utama yakni perdagangan, restoran dan hotel (28,4 persen), pertanian, kehutanan dan perikanan (14,5 persen) serta transportasi, pergudangan dan komunikasi 14,0 persen.
Tercatat hampir 500 perusahaan/pelaku ekspor yang berkontribusi terhadap total ekspor Provinsi Bali tahun 2015 yakni 498,7 juta dolar AS.
Lima komoditas utama terbesar yang diekspor meliputi iIkan dan udang, perhiasan (permata), pakaian jadi bukan rajutan, perabot, penerangan rumah kayu dan barang dari kayu.
Pada bulan Oktober 2016, nilai ekspor barang Provinsi Bali mencapai 40,5 juta dolar AS naik 1,18 persen yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya 40 juta dolar AS.
Potensi ekspor tersebut didukung oleh rencana pemerintah Provinsi Bali untuk meningkatkan pelayanan Pelabuhan Benoa sebagai pelabuhan utama ekspor Provinsi Bali.
Ngalim Sawega mengatakan, dengan hadirnya Kantor Pemasaran di Bali sebagai representasi Indonesia Eximbank di wilayah Indonesia bagian tengah, secara geografis diharapkan mempermudah para pelaku usaha di industri UMKM berorientasi ekspor di Bali dan sekitarnya, seperti Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur untuk menjangkau akses pembiayaan, penjaminan dan asuransi.
Ia menekankan, bahwa Indonesia Eximbank berkomitmen untuk terus menjalankan perannya dalam memberikan layanan pembiayaan ekspor dengan suku bunga kompetitif, fasilitas penjaminan dan asuransi yang dapat menghindari risiko dalam aktivitas ekspor.
Selain itu Indonesia Eximbank juga berupaya meningkatkan kapasitas UKM melalui jasa konsultasi yang diwujudkan melalui "Coaching Program for New Exporter (CPNE)" yakni sebuah program berkelanjutan dimana calon eksportir memperoleh pelatihan dan bimbingan, pendidikan, pameran dan pendampingan.
Upaya yang dilakukan selama periode tertentu hingga mampu melakukan ekspor perdana. Selama tahun 2015 misalnya, Indonesia Eximbank telah mencetak empat pelaku UKM yang berhasil melakukan ekspor perdana produk ke sejumlah negara, ujar Ngalim Sawega. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016