Tabanan, (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengutus staf Biro Humas pemprov setempat untuk mengirimkan bantuan bagi dua warga miskin asal Kabupaten Tabanan.
"Bapak Gubernur mengutus kami, untuk meninjau sekaligus membawakan bantuan untuk Putu Pebry Artha Putra (6) dan Wayan Mara (38)," kata Kepala Bagian Publikasi Biro Humas Setda Provinsi Bali Adi Mastika di sela-sela menyerahkan bantuan, di Tabanan, Selasa.
Menurut Adi, bantuan yang dikirimkan Gubernur Bali berupa beras dan sejumlah uang, yang diharapkan dapat sementara meringankan pemenuhan kebutuhan kedua warga tersebut.
Putu Pebry Artha Putra merupakan bocah yatim piatu asal Banjar Tanah Bang, Desa Kukuh, Tabanan. Pebry saat ini tinggal bersama kakeknya I Wayan Cakra (70) karena kedua orang tuanya telah meninggal sejak Pebri berusia 2,5 tahun karena sakit keras.
Saat ini, Cakra hanya bisa diam di rumah tidak bekerja karena sudah tua dan harus mengurus Pebry. Karena keterbatasan biaya, Pebri akhirnya putus sekolah dan hanya sampai di kelas I Sekolah Dasar saja.
Sementara itu, Perbekel (Kepala Desa) Kukuh, I Made Budiana dan Kelihan Banjar Tanah Bang I Gede Made Sukayadnya yang mendampingi ke lokasi mengatakan jika keluarga Pebry selama ini secara rutin telah mendapatkan beras untuk rakyat miskin atau raskin.
Sedangkan Wayan Mara (38) merupakan warga Banjar Belatung, Desa Pandak Gede, Tabanan yang saat ini tengah menderita penyakit kulit. Seluruh tubuhnya terdapat banyak benjolan.
Meskipun begitu, pemuda lajang yang hidup sebatang kara ini bekerja sebagai buruh serabutan dan tetap bekerja seperti biasa. Menurut penuturan Mara, penyakit tersebut dideritanya sudah sejak lama.
Perbekel (Kepala Desa) Pandak Gede I Gede Suciartha serta Kelihan Banjar Belatung I Gusti Ketut Artayasa yang ikut mengantarkan tim ke lokasi mengatakan jika Mara sudah ditinggal kedua orang tuanya sejak ia berumur delapan tahun.
Saat itu ayahnya meninggal karena digigit ular sedangkan ibunya meninggal karena mengalami pendarahan setelah melahirkan anaknya yang kedua. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Bapak Gubernur mengutus kami, untuk meninjau sekaligus membawakan bantuan untuk Putu Pebry Artha Putra (6) dan Wayan Mara (38)," kata Kepala Bagian Publikasi Biro Humas Setda Provinsi Bali Adi Mastika di sela-sela menyerahkan bantuan, di Tabanan, Selasa.
Menurut Adi, bantuan yang dikirimkan Gubernur Bali berupa beras dan sejumlah uang, yang diharapkan dapat sementara meringankan pemenuhan kebutuhan kedua warga tersebut.
Putu Pebry Artha Putra merupakan bocah yatim piatu asal Banjar Tanah Bang, Desa Kukuh, Tabanan. Pebry saat ini tinggal bersama kakeknya I Wayan Cakra (70) karena kedua orang tuanya telah meninggal sejak Pebri berusia 2,5 tahun karena sakit keras.
Saat ini, Cakra hanya bisa diam di rumah tidak bekerja karena sudah tua dan harus mengurus Pebry. Karena keterbatasan biaya, Pebri akhirnya putus sekolah dan hanya sampai di kelas I Sekolah Dasar saja.
Sementara itu, Perbekel (Kepala Desa) Kukuh, I Made Budiana dan Kelihan Banjar Tanah Bang I Gede Made Sukayadnya yang mendampingi ke lokasi mengatakan jika keluarga Pebry selama ini secara rutin telah mendapatkan beras untuk rakyat miskin atau raskin.
Sedangkan Wayan Mara (38) merupakan warga Banjar Belatung, Desa Pandak Gede, Tabanan yang saat ini tengah menderita penyakit kulit. Seluruh tubuhnya terdapat banyak benjolan.
Meskipun begitu, pemuda lajang yang hidup sebatang kara ini bekerja sebagai buruh serabutan dan tetap bekerja seperti biasa. Menurut penuturan Mara, penyakit tersebut dideritanya sudah sejak lama.
Perbekel (Kepala Desa) Pandak Gede I Gede Suciartha serta Kelihan Banjar Belatung I Gusti Ketut Artayasa yang ikut mengantarkan tim ke lokasi mengatakan jika Mara sudah ditinggal kedua orang tuanya sejak ia berumur delapan tahun.
Saat itu ayahnya meninggal karena digigit ular sedangkan ibunya meninggal karena mengalami pendarahan setelah melahirkan anaknya yang kedua. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016