Amlapura (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengingatkan para kepala desa agar cermat mendata rumah tangga sasaran sesuai dengan fakta di lapangan sehingga bantuan yang digelontorkan pemerintah menjadi tepat sasaran.

"Tolong cermat melakukan pendataan ulang, pastikan sesuai fakta lapangan, lepaskan dari kepentingan politik dan kedekatan maupun kekerabatan," kata Sudikerta saat melaksanakan peletakan batu pertama pembangunan program bantuan bedah rumah untuk keluarga Kadek Budiasa di Amlapura, Karangasem, Jumat.

Menurut dia, meskipun data rumah tangga sasaran (RTS) yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS)segera rampung pada Tahun 2017, namun dikhawatirkan masih banyak RTS yang tercecer belum masuk dalam data base tersebut.

"Seperti keluarga ini `kan belum terdaftar dalam RTS, nanti tolong data lagi KK yang benar-benar nyata miskin. Jangan karena kedekatan atau kekerabatan, untuk selanjutnya kami usahakan penyaluran CSR, karena pencapaian sesuai data BPS seharusnya penyaluran bantuan sudah usai tahun 2017," ujar Sudikerta.

Namun, pihaknya tidak memungkiri kemungkinan munculnya KK miskin baru, sehingga pengentasan kemiskinan memang harus terus berkelanjutan Sudikerta.

Di sisi lain, dia juga menyarankan cara sederhana dalam menyiasati kebutuhan ekonomi yang terus mendesak, yakni dengan cara memelihara ternak yang memiliki waktu pelihara relatif singkat seperti ayam, itik, atau babi, sehingga cepat bisa dijual untuk menambah penghasilan.

Di samping itu langsung bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehar-hari, seperti beternak ayam, telurnya sebagian bisa dijual, dan sebagian bisa untuk dikonsumsi sebagai lauk, sehingga tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli lauk.

"Pengentasan kemiskinan selain dibantu dari segi bantuan bedah rumah, juga dari sisi penguatan ekonomi kerakyatan, ini nanti bisa dimanfaatkan untuk membeli ternak seperti ayam yang nanti bertelor, sebagian bisa dijual, sebagian bisa digoreng untuk dikonsumsi," ucapnya.

Tak lupa, kesempatan itu pun dimanfaatkan Wagub Bali untuk menggugah kepedulian warga yang mampu untuk saling berbagi dengan sesama yang membutuhkan.

Sementara itu penerima bantuan bedah rumah, I Kadek Budiasa (33) hidup bersama istrinya Ni Luh Ariasih (30) beserta tiga orang anaknya. Sehari-hari Budiasa menggantungkan hidup dengan bekerja sebagai buruh serabutan dengan penghasilan sehari sekitar Rp70ribu.

Nasib kurang beruntung dialaminya karena tidak masuk dalam daftar RTS, ia pun terpaksa harus tinggal dalam gubuk berdinding anyaman bambu dan beratap seng yang terlihat bocor ditutupi plastik seadanya.

Kedua pasangan tersebut mengaku sangat bahagia atas bantuan yang diterima, seraya berharap program bedah rumah dapat terus dilaksanakan Pemprov Bali. Ariasih pun mengaku impiannya untuk memelihara ternak babi bisa segera terwujud berkat bantuan yang digelontorkan Pemprov Bali.

Bantuan bedah rumah yang diserahkan itu merupakan CSR dari PT Bank Pembangunan Daerah Bali, dengan nilai Rp30 juta. Selama ini total bedah rumah yang sudah digelontorkan BPD Bali untuk 2016 mencapai 160 unit, yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Bali, dengan prioritas untuk kabupaten termiskin yakni Buleleng, Karangasem, dan Bangli. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016