Denpasar (Antara Bali) - Kelurahan Sesetan, Kota Denpasar, Bali menyelenggarakan kegiatan sosialisasi pada guru-guru sekolah bertema "Kewaspadaan Terhadap Kekerasan dan Pelecehan Seksual pada Anak serta kekerasan Dalam Rumah Tangga".
Lurah Sesetan I Nyoman Agus Mahardika SKM, MKes di Denpasar, Rabu mengatakan kegiatan tersebut diharapkan bisa menumbuhkan kewaspdaan dini terhadap kekerasan dan pelecehan seksual pada anak yang terjadi di lingkungan sekitar, khususnya di lingkungan sekolah dan keluarga.
"Hal tersebut sebagai pengalaman, karena beberapa pekan lalu terjadi penculikan terhadap anak, namun hingga saat ini pelakunya belum terungkap. Dengan langkah sosialisasi tersebut kami berharap semua waspada terhadap kasus itu terualng lagi," ujarnya.
Selain itu, kata dia, dengan sosialisasi diharapkan nantinya guru-guru yang hadir dapat menularkan informasi yang di dapat selama kegiatan kepada rekan-rekan guru yang lain di sekolah, dan selanjutnya meneruskan kepada anak-anak didiknya.
Hadir sebagai pembicara dalam kegiatan sosialisasi tersebut, yakni Siti Sapurah, SH pendamping hukum dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Denpasar dan N. Arindri Dangkua, MPsi seorang Psikolog P2TP2A.
Siti Sapurah memaparkan cerita seputar kasus-kasus pelecehan seksual yang dialami oleh anak-anak yang dapat dipakai sebagai pembelajaran agar orang tua lebih waspada. Karena berdasarkan beberapa kasus perlu diwaspadai bahwa pelaku pencabulan atau kekerasan seksual terhadap anak umumnya adalah orang-orang yang dekat dengan korban dan jangan pernah percaya terhadap orang asing.
Dalam kesempatan ini disampaikan pula pentingnya dukungan moral dari keluarga terhadap korban, jangan pernah merasa malu atas kejadian yang menimpa korban karena itu merupakan tindakan kriminal atau kejahatan dari pelaku yang harus dilaporkan.
Sedangkan Arindri menekankan pemaparan pada kasus kekerasan terhadap wanita maupun KDRT, dan pentingnya ditanamkan pendidikan seksual pada usia dini.
Dalam kesempatan tersebut juga diputar film animasi mengenai "sex education" atau pendidikan tentang seks yang berisi cerita seputar modus maupun kejadian kejahatan seksual terhadap anak.
"Kami harapkan dengan penayangan film animasi ini akan dapat lebih meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan sekitar," kata Arindri. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Lurah Sesetan I Nyoman Agus Mahardika SKM, MKes di Denpasar, Rabu mengatakan kegiatan tersebut diharapkan bisa menumbuhkan kewaspdaan dini terhadap kekerasan dan pelecehan seksual pada anak yang terjadi di lingkungan sekitar, khususnya di lingkungan sekolah dan keluarga.
"Hal tersebut sebagai pengalaman, karena beberapa pekan lalu terjadi penculikan terhadap anak, namun hingga saat ini pelakunya belum terungkap. Dengan langkah sosialisasi tersebut kami berharap semua waspada terhadap kasus itu terualng lagi," ujarnya.
Selain itu, kata dia, dengan sosialisasi diharapkan nantinya guru-guru yang hadir dapat menularkan informasi yang di dapat selama kegiatan kepada rekan-rekan guru yang lain di sekolah, dan selanjutnya meneruskan kepada anak-anak didiknya.
Hadir sebagai pembicara dalam kegiatan sosialisasi tersebut, yakni Siti Sapurah, SH pendamping hukum dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Denpasar dan N. Arindri Dangkua, MPsi seorang Psikolog P2TP2A.
Siti Sapurah memaparkan cerita seputar kasus-kasus pelecehan seksual yang dialami oleh anak-anak yang dapat dipakai sebagai pembelajaran agar orang tua lebih waspada. Karena berdasarkan beberapa kasus perlu diwaspadai bahwa pelaku pencabulan atau kekerasan seksual terhadap anak umumnya adalah orang-orang yang dekat dengan korban dan jangan pernah percaya terhadap orang asing.
Dalam kesempatan ini disampaikan pula pentingnya dukungan moral dari keluarga terhadap korban, jangan pernah merasa malu atas kejadian yang menimpa korban karena itu merupakan tindakan kriminal atau kejahatan dari pelaku yang harus dilaporkan.
Sedangkan Arindri menekankan pemaparan pada kasus kekerasan terhadap wanita maupun KDRT, dan pentingnya ditanamkan pendidikan seksual pada usia dini.
Dalam kesempatan tersebut juga diputar film animasi mengenai "sex education" atau pendidikan tentang seks yang berisi cerita seputar modus maupun kejadian kejahatan seksual terhadap anak.
"Kami harapkan dengan penayangan film animasi ini akan dapat lebih meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan sekitar," kata Arindri. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016