Denpasar (Antara Bali) - Yayasan Bumi Bali Bagus (YBBB) menandatangani naskah kerja sama (MoU) dengan PT Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI) terkait penyerapan tenaga kerja (naker) dalam proyek Revitalisasi Teluk Benoa (RTB).
Naskah kerja sama tersebut ditandatangani Ketua YBBB, Komang Gede Subudi dengan Pembina YBBB, I Gusti Ngurah Bagus Muditha, serta Direktur SDM TWBI Kadek Agus Ekanata.
Ketua YBBB, Komang Gede Subudi di Denpasar, Senin mengatakan, penandatanganan kerja sama tersebut dilakukan di Kertalangu Denpasar, Sabtu petang (8/10).
Penandatanganan naskah kerja sama tersebut sebagai bentuk komitmen untuk mengawal dan mewujudkan apa yang telah disepakati dalam analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) proyek Revitalisasi Teluk Benoa.
"Salah satu poin terkait dengan tenaga kerja yakni bahwa investor akan menyerap 75 persen tenaga kerja lokal Bali," ujar Komang Gede Subudi.
Selama proses pembangunan proyek RTB seluas 638 hektare diperkirakan membutuhkan 250.000 tenaga kerja. Sementara tahap awal baru akan diperlukan sekitar 1.000 orang.
Komang Gede Subudi menambahkan, melalui kemitraan aktif YBBB dengan pemerintah dan pemrakarsa RTB diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali, sekaligus menyiapkan lapangan kerja lulusan sekolah menengah atas dan perguruan tinggi (PT).
Ia mengajak masyarakat Bali bersama-sama dapat berperanserta dalam pembangunan revitalisasi di Teluk Benoa.
Pihaknya telah berperan aktif mengawal rencana RTB, mulai dari konsep perencanaan pembangunan hingga pemenuhan tenaga kerja selama empat tahun.
Terkait hal tersebut, perlu dipersiapkan sejak dini agar tenaga kerja lokal di Pulau Bali benar-benar memenuhi 75 persen seperti yang telah menjadi komitmen TWBI.
Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) TWBI Kadek Agus Ekanata menambahkan, pihaknya telah melakukan MoU dengan dua lembaga yakni Badan Independen Pembantu Pembangunan dan Lingkungan Hidup (BIPPLH) dan YBBB.
Yayasan Bumi Bali Bagus sejak awal telah berperanserta dalam melakukan kajian-kajian hingga proyek Revitalisasi Teluk Benoa menerapkan konsep Tri Hita Karana.
Upaya itu didukung dengan niat baik dan konsisten bahwa 75 persen tenaga kerja lokal akan dapat diserap secara bertahap, meningkatkan mutu dan jumlah selama proses pembangunan yang diperkirakan membutuhkan waktu 10-12 tahun, ujar Kadek Agus Ekanata. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Naskah kerja sama tersebut ditandatangani Ketua YBBB, Komang Gede Subudi dengan Pembina YBBB, I Gusti Ngurah Bagus Muditha, serta Direktur SDM TWBI Kadek Agus Ekanata.
Ketua YBBB, Komang Gede Subudi di Denpasar, Senin mengatakan, penandatanganan kerja sama tersebut dilakukan di Kertalangu Denpasar, Sabtu petang (8/10).
Penandatanganan naskah kerja sama tersebut sebagai bentuk komitmen untuk mengawal dan mewujudkan apa yang telah disepakati dalam analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) proyek Revitalisasi Teluk Benoa.
"Salah satu poin terkait dengan tenaga kerja yakni bahwa investor akan menyerap 75 persen tenaga kerja lokal Bali," ujar Komang Gede Subudi.
Selama proses pembangunan proyek RTB seluas 638 hektare diperkirakan membutuhkan 250.000 tenaga kerja. Sementara tahap awal baru akan diperlukan sekitar 1.000 orang.
Komang Gede Subudi menambahkan, melalui kemitraan aktif YBBB dengan pemerintah dan pemrakarsa RTB diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali, sekaligus menyiapkan lapangan kerja lulusan sekolah menengah atas dan perguruan tinggi (PT).
Ia mengajak masyarakat Bali bersama-sama dapat berperanserta dalam pembangunan revitalisasi di Teluk Benoa.
Pihaknya telah berperan aktif mengawal rencana RTB, mulai dari konsep perencanaan pembangunan hingga pemenuhan tenaga kerja selama empat tahun.
Terkait hal tersebut, perlu dipersiapkan sejak dini agar tenaga kerja lokal di Pulau Bali benar-benar memenuhi 75 persen seperti yang telah menjadi komitmen TWBI.
Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) TWBI Kadek Agus Ekanata menambahkan, pihaknya telah melakukan MoU dengan dua lembaga yakni Badan Independen Pembantu Pembangunan dan Lingkungan Hidup (BIPPLH) dan YBBB.
Yayasan Bumi Bali Bagus sejak awal telah berperanserta dalam melakukan kajian-kajian hingga proyek Revitalisasi Teluk Benoa menerapkan konsep Tri Hita Karana.
Upaya itu didukung dengan niat baik dan konsisten bahwa 75 persen tenaga kerja lokal akan dapat diserap secara bertahap, meningkatkan mutu dan jumlah selama proses pembangunan yang diperkirakan membutuhkan waktu 10-12 tahun, ujar Kadek Agus Ekanata. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016