Singaraja (Antara Bali) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II-B Singaraja, Bali, melatih para narapidana (napi) untuk membuat berbagai jenis kerajinan tangan sebagai bekal keterampilan setelah mereka nantinya selesai menjalani hukuman.

"Program tersebut sudah terlaksana sejak beberapa tahun silam dan sangat diminati para napi yang ada di Lapas itu," kata Kepala Lapas Kelas II B Buleleng, Sutarno di Kota Singaraja, Bali, Sabtu.

Ia mengatakan, pihaknya melibatkan instruktur khusus untuk memberikan berbagai jenis keterampilan inovasi kerajinan tangan. Terdapat beraneka macam ketrampilan, bisa dipilih untuk para napi.

"Mereka dilatih membuat bokor, keben, hiasan lampu, percetakan batako, merangkai janur dan beberapa jenis kerajinan lainnya sehingga diharapkan dapat dipakai sebagai bekal usaha nanti," ujar Sutarno.

Ia menambahkan, beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanakan program itu antara lain terbentur tempat latihan mumpuni. Satu sisi warga binaan mengakui kesalahan pelanggaran hukum dilakukan dan hendak berbenah diri menjadi individu lebih baik.

Namun saat itu pula ruang untuk mewadahi aktivitas positif mereka mengalami keterbatasan. "Saya sangat sayangkan untuk pembinaan keahlian ketrampilan," katanya.

"Ini memang sangat terbatas tempatnya. Pembinaan kesulitan tempat untuk belajar. Sangat sempit dan kami sayangkan sekali padahal potensi handicraft cukup tinggi dilakukan warga binaan," imbuhnya.

Bukan hanya itu saja, hasil penjualan diberikan 50 persen kepada warga binaan. Hasil kerajinan umumnya dipasarkan kepada masyarakat. Kemudian hasilnya 50 persen kami beri kepada warga binaan dan sisanya untuk biaya pembinaan," tambahnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016