Singaraja (Antara Bali) - Kalangan nelayan di Desa Penyabangan, Kabupaten Buleleng, Bali bagian utara membudidayakan ikan tuna memiliki potensi ekspor dan nilai ekonomis cukup tinggi.

"Kami melakukan budidaya ikan tuna dibantu Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol, Kecamatan Gerokgak," kata Nurjaya, salah seorang pembudidaya tuna di daerah itu, Jumat.

Ia menjelaskan, pengembangan budidaya pembesaran benih tuna dari alam di daerah yang berjarak sekitar 47 kilometer dari Kota Singaraja itu pernah dirintis sejak beberapa tahun lalu bersama sejumlah nelayan di daerah itu.

Adapun pembibitan ikan tuna kecil memakai sarana keramba jaring apung untuk menjadi indukan, selanjutnya jika bibit ikan tuna mulai membesar akan dipindahkan ke tempat yang lebih luas.

Nurjaya juga memaparkan beberapa kelebihan dari upaya budidaya tuna antara lain waktu produksi bisa dikontrol hingga 200 hari setiap tahun.

Selain itu, kata dia, penanganan ikan tuna setelah panen juga dapat dilakukan lebih cepat dan efisien sehingga menurunkan kadar histamin yang bersifat alergik.

Selama ini pihaknya memasarkan hasil budidaya ke beberapa pengepul yang nanti membawa ke negara negara di kawasan Asia dan juga beberapa negara lainnya di belahan dunia.

"Nanti sudah ada pengepul yang membawa. Kerja sama sudah dilakukan sejak dulu," tandasnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat, Bali selama bulan Juni 2016 mengekspor ikan dan udang senilai 10,71 juta dolar AS, meningkat 26,76 persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 8,45 juta dolar AS.

Perolehan tersebut dibandingkan dengan bulan sebelumnya (Mei 2016) merosot 13,25 persen, karena pada bulan Mei 2016 pengapalan ikan dan udang itu menghasilkan 12,34 juta dolar AS.

Ekspor ikan dan udang tersebut mampu memberikan kontribusi sebesar 22,30 persen dari total nilai ekspor Bali sebesar 48,05 juta dolar AS selama bulan Juni 2016, meningkat 15,34 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 41,66 juta dolar AS.

Ikan dan udang merupakan salah satu dari lima komoditas andalan ekspor Pulau Dewata yang memberikan kontribusi terbesar, menyusul produksi perhiasan (permata) 14,74 persen, produk pakaian jadi bukan rajutan 10,75 persen, produk perabot, penerangan rumah 10,18 persen serta produk kayu dan barang dari kayu 9,85 persen.

Ikan dan udang yang dikapalkan dari Bali paling banyak menembus pasaran Amerika Serikat yang menyerap 31,06 persen, menyusul Jepang 21,65 persen, China 12,64 persen dan Australia 4,90 persen. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo

Editor : I Made Andi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016