Denpasar (Antara Bali) - Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Provinsi Bali optimistis kebijakan amnesti pajak dapat mendongkrak penyaluaran kredit berkisar lima hingga 10 persen untuk pembiayaan di daerah setempat.

"Awalnya kami pesimis tetapi sekarang apalagi ada `tax amnesty` akan banyak dana masuk dari luar sehingga likuiditas bank jadi membaik," kata Ketua APPI Bali, I Nyoman Suastika di Denpasar, Kamis.

Menurut dia, pendanaan dari perusahaan pembiayaan atau "finance" salah satunya berumber dari perbankan sehingga dengan adanya dana yang dialirkan melalui pengampunan pajak di bank membuat keuangan di bank semakin banyak.

"Saya yakin lima sampai 10 persen (pembiayaan) naik, berita baik ini dengan `tax amnesty` tingkat likuiditas bank lebih bagus," imbuhnya.

Ia menyebutkan bahwa nilai penyaluran saat ini mencapai sekitar Rp250-Rp300 miliar dengan komposisi 70 persen di antaranya untuk pembiayaan mobil baru dan sisanya sebagian kecil untuk pembiayaan untuk alat berat, elektronik dan kapal.

Suastika menjelaskan untuk pembiayaan barang elektronik masih cenderung kecil yakni tidak sampai menyentuh lima persen sedangkan pembiayaan alat berat untuk kebutuhan proyek mencapai sekitar 10 persen.

"Untuk mobil baru dalam satu tahun itu kurang lebih 2000 unit hampir 70 persen lewat kredit atau `finance`," katanya.

Selain karena adanya kebijakan pengampunan pajak, turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia juga berimbas terdapat turunya suku bunga pembiayaan.

"Bunga mobil turun masih sembilan sampai 18 persen. Malah mobil baru bunganya sembilan persen dari sebelumnya satu sampai dua persen di atas itu karena likuiditas makin bagus," katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016