Singaraja (Antara Bali) - Kalangan nelayan di objek wisata Lovina, Kabupaten Buleleng, Bali, berharap pemerintah daerah setempat memperhatikan tata ruang wilayah terutama terkait lokasi hotel dan restoran.
"Kami harapkan pengawasan hotel dan restoran diperketat lagi. Sekarang banyak hotel yang melanggar tapi tidak ditindak aparat," kata Ketua Kelompok Nelayan Wisat Lovina, Putu Budista, Sabtu.
Ia mengatakan, yang saat ini menjadi sorotan adalah salah satu hotel di wilayah itu bahkan melewati sempadan pantai hingga kurang dari 50 meter, tidak mengindahkan tata ruang yang mengakibatkan para nelayan dan warga tidak dapat melakukan aktivitas di wilayah pantai tersebut.
Menurut dia, keadaan itu sudah terjadi sejak beberapa bulan lalu, bahkan, beberapa hotel lain pun terang-terangan melanggar sempadan dan memanfaatkan untuk berbagai aktivitas.
Pihaknya mengaku tidak dapat berbuat banyak karena hanya seorang rakyat kecil. Sudah sering mengadu tetapi tidak diindahkan oleh aparat desa maupun pengelola di daerah itu.
"Kami hanya bisa berharap saja mudah-mudahan Lovina kedepan ditata lebih baik dan sesuai aturan hukum yang ada. Jangan sampai seperti sekarang ini banyak sempadan dilanggar," paparnya.
"Harapannya saya kepada pemerintah daerah terutama Satpol PP agar menindak tegas hotel yang melanggar sempadan, Jangan dibiarkan terus nanti semua melanggar karena aturan tidak ditegakkan dengan benar," pungkas Budista.
Pada sisi lain nelayan di daerah itu secara aktif menjaga dan memperhatikan kondisi terumbu karang yang saat ini mulai mengalami kerusakan.
Masyarakat dan semua pihak diimbau tidak melakukan aktivitas memancing dan merusak terumbu karang agar tetap terjaga alami.
Kondisi terumbu karang di objek wisata unggulan Bali Utara itu tengah mengalami kemunduran karena tidak dapat tumbuh secara baik dan optimal.
Terumbu karang di daerah itu banyak patah seperti terkena injakan kaki dan untuk menumbuhkan satu centimeter terumbu karang membutuhkan waktu kurun waktu lama.
Untuk itu, pihaknya telag berupaya menyadarkan masyarakat pelaku nelayan wisata melalui paruman resmi di Desa Kalibukbuk. Hematnya apabila terumbu karang dirusak maka akan mematikan perekonomian nelayan wisata, katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Kami harapkan pengawasan hotel dan restoran diperketat lagi. Sekarang banyak hotel yang melanggar tapi tidak ditindak aparat," kata Ketua Kelompok Nelayan Wisat Lovina, Putu Budista, Sabtu.
Ia mengatakan, yang saat ini menjadi sorotan adalah salah satu hotel di wilayah itu bahkan melewati sempadan pantai hingga kurang dari 50 meter, tidak mengindahkan tata ruang yang mengakibatkan para nelayan dan warga tidak dapat melakukan aktivitas di wilayah pantai tersebut.
Menurut dia, keadaan itu sudah terjadi sejak beberapa bulan lalu, bahkan, beberapa hotel lain pun terang-terangan melanggar sempadan dan memanfaatkan untuk berbagai aktivitas.
Pihaknya mengaku tidak dapat berbuat banyak karena hanya seorang rakyat kecil. Sudah sering mengadu tetapi tidak diindahkan oleh aparat desa maupun pengelola di daerah itu.
"Kami hanya bisa berharap saja mudah-mudahan Lovina kedepan ditata lebih baik dan sesuai aturan hukum yang ada. Jangan sampai seperti sekarang ini banyak sempadan dilanggar," paparnya.
"Harapannya saya kepada pemerintah daerah terutama Satpol PP agar menindak tegas hotel yang melanggar sempadan, Jangan dibiarkan terus nanti semua melanggar karena aturan tidak ditegakkan dengan benar," pungkas Budista.
Pada sisi lain nelayan di daerah itu secara aktif menjaga dan memperhatikan kondisi terumbu karang yang saat ini mulai mengalami kerusakan.
Masyarakat dan semua pihak diimbau tidak melakukan aktivitas memancing dan merusak terumbu karang agar tetap terjaga alami.
Kondisi terumbu karang di objek wisata unggulan Bali Utara itu tengah mengalami kemunduran karena tidak dapat tumbuh secara baik dan optimal.
Terumbu karang di daerah itu banyak patah seperti terkena injakan kaki dan untuk menumbuhkan satu centimeter terumbu karang membutuhkan waktu kurun waktu lama.
Untuk itu, pihaknya telag berupaya menyadarkan masyarakat pelaku nelayan wisata melalui paruman resmi di Desa Kalibukbuk. Hematnya apabila terumbu karang dirusak maka akan mematikan perekonomian nelayan wisata, katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016