Denpasar (Antara Bali) - Bali meraup devisa sebesar 10,71 juta dolar AS dari ekspor ikan dan udang selama bulan Juni 2016, meningkat 26,76 persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 8,45 juta dolar AS.
"Namun perolehan devisa tersebut dibandingkan dengan bulan sebelumnya (Mei 2016) merosot 13,25 persen, karena pada bulan Mei 2016 pengapalan ikan dan udang itu menghasilkan 12,34 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, ekspor ikan dan udang tersebut mampu memberikan kontribusi sebesar 22,30 persen dari total nilai ekspor Bali sebesar 48,05 juta dolar AS selama bulan Juni 2016, meningkat 15,34 persen dibanding bulan sebelumnya tercatat 41,66 juta dolar AS.
Ikan dan udang merupakan salah satu dari lima komoditas andalan ekspor Pulau Dewata yang memberikan kontribusi terbesar, menyusul produksi perhiasan (permata) 14,74 persen, produk pakaian jadi bukan rajutan 10,75 persen, produk perabot, penerangan rumah 10,18 persen serta produk kayu dan barang dari kayu 9,85 persen.
Adi Nugroho menambahkan, ikan dan udang yang dikapalkan dari Bali paling banyak menembus pasaran Amerika Serikat yang menyerap 31,06 persen, menyusul Jepang 21,65 persen, China 12,64 persen dan Australia 4,90 persen.
Selain itu juga menembus pasaran Singapura 1,30 persen, Hongkong 4,43 persen, Belanda 4,19 persen, Jerman 2,22 persen, Inggris 0,25 persen, Perancis 0,92 persen dan 16,43 persen sisanya menembus berbagai negara lainnya di belahan dunia.
Kondisi tersebut menunjukkan ekspor ikan dan udang mempunyai prospek cukup cerah, sehingga mendorong pihak Dinas Perikanan setempat untuk meningkatkan produksi perikanan laut maupun hasil perikanan tangkap di masa-masa mendatang.
Berbagai upaya dan terobosan telah dilakukan, termasuk memberdayakan para nelayan dengan memberikan berbagai kemudahan dan bantuan dengan harapan mampu meningkatkan produksi sektor perikanan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Namun perolehan devisa tersebut dibandingkan dengan bulan sebelumnya (Mei 2016) merosot 13,25 persen, karena pada bulan Mei 2016 pengapalan ikan dan udang itu menghasilkan 12,34 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, ekspor ikan dan udang tersebut mampu memberikan kontribusi sebesar 22,30 persen dari total nilai ekspor Bali sebesar 48,05 juta dolar AS selama bulan Juni 2016, meningkat 15,34 persen dibanding bulan sebelumnya tercatat 41,66 juta dolar AS.
Ikan dan udang merupakan salah satu dari lima komoditas andalan ekspor Pulau Dewata yang memberikan kontribusi terbesar, menyusul produksi perhiasan (permata) 14,74 persen, produk pakaian jadi bukan rajutan 10,75 persen, produk perabot, penerangan rumah 10,18 persen serta produk kayu dan barang dari kayu 9,85 persen.
Adi Nugroho menambahkan, ikan dan udang yang dikapalkan dari Bali paling banyak menembus pasaran Amerika Serikat yang menyerap 31,06 persen, menyusul Jepang 21,65 persen, China 12,64 persen dan Australia 4,90 persen.
Selain itu juga menembus pasaran Singapura 1,30 persen, Hongkong 4,43 persen, Belanda 4,19 persen, Jerman 2,22 persen, Inggris 0,25 persen, Perancis 0,92 persen dan 16,43 persen sisanya menembus berbagai negara lainnya di belahan dunia.
Kondisi tersebut menunjukkan ekspor ikan dan udang mempunyai prospek cukup cerah, sehingga mendorong pihak Dinas Perikanan setempat untuk meningkatkan produksi perikanan laut maupun hasil perikanan tangkap di masa-masa mendatang.
Berbagai upaya dan terobosan telah dilakukan, termasuk memberdayakan para nelayan dengan memberikan berbagai kemudahan dan bantuan dengan harapan mampu meningkatkan produksi sektor perikanan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016