Denpasar (Antara Bali) - Minyak Oles Bokashi (MOB) salah satu produksi Industri Obat Tradisional PT Karya Pak Oles Tokcer Bali mulai menembus pasaran ekspor, disamping pasaran dalam negeri.
"Seorang konsumen yang juga direktur perusahaan Effective Migroorganisme (EM) dari Rusia yang sempat datang ke Bali membeli 500 dus, masing- masing dus berisi 24 biji," kata Direktur Utama PT Karya Pak Oles, Gede Ngurah Wididana di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, selain konsumen dari Rusia juga datang dari China, Hongkong, India, Korea Selatan, Laos, Malaysia, Selandia Baru, Pakistan, Singapura, Srilanka, Thailand dan Vietnam.
Kedatangan mereka itu terkait dengan Bali sebagai tuan rumah pertemuan internasional yang membahas berbagai perkembangan dan hambatan penerapan teknologi organik EM di sebuah hotel di Pantai Sanur, Bali akhir Juli lalu.
Sebanyak 80 peserta dari 20 negara di kawasan Asia Pasifik yang ikut ambil bagian dalam kegiatan tersebut, sekembali ke negaranya membeli minyak oles bokashi dalam jumlah besar.
Gede Ngurah Wididana menjelaskan, pihaknya memproduksi minyak oles bhokasi tersebut mulai 1998, berawal dari menemukan sebuah formula ekstrak minyak tanaman obat yang difermentasi dengan teknologi EM.
Ia kemudian memberi nama produk itu dengan sebutan Minyak Oles Bokashi. Bekat kemampuannya melihat dan membaca trend pasar produk Minyak Oles Bokashi yang sangat disukai berbagai lapisan masyarakat luas.
"Minyak Oles Bokashi kami pasarkan secara bertahap sesuai dengan kemampuan sumber daya yang dimiliki. Melihat prospek yang begitu cerah kini lalu diproduksi secara berkesinambungan," ujarnya.
Teknologi temuan Prof Teruo Higa dari Universitas Ryukyu Okinawa, Jepang itu merupakan suatu teknologi fermentasi dengan mengandalkan mikroorganisme yang menguntungkan untuk mengubah bahan-bahan organik menjadi sesuatu bahan atau produk yang lebih bernilai guna dan bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia.
Sebuah ramuan yang mempunyai ciri khas Bali itu formula dibuat dari fermentasi tanaman obat dan rempah untuk bisa dijadikan pengobatan tradisional.
Dari lini pemasaran, selama dua tahun pertama melalui apotik dan toko obat serta pemasaran langsung ke masyarakat luas yang kini mulai membuahkan hasil, baik tingkat lokal Bali, nasional maupun pasaran ekspor, ujar Gede Ngurah Wididana. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Seorang konsumen yang juga direktur perusahaan Effective Migroorganisme (EM) dari Rusia yang sempat datang ke Bali membeli 500 dus, masing- masing dus berisi 24 biji," kata Direktur Utama PT Karya Pak Oles, Gede Ngurah Wididana di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, selain konsumen dari Rusia juga datang dari China, Hongkong, India, Korea Selatan, Laos, Malaysia, Selandia Baru, Pakistan, Singapura, Srilanka, Thailand dan Vietnam.
Kedatangan mereka itu terkait dengan Bali sebagai tuan rumah pertemuan internasional yang membahas berbagai perkembangan dan hambatan penerapan teknologi organik EM di sebuah hotel di Pantai Sanur, Bali akhir Juli lalu.
Sebanyak 80 peserta dari 20 negara di kawasan Asia Pasifik yang ikut ambil bagian dalam kegiatan tersebut, sekembali ke negaranya membeli minyak oles bokashi dalam jumlah besar.
Gede Ngurah Wididana menjelaskan, pihaknya memproduksi minyak oles bhokasi tersebut mulai 1998, berawal dari menemukan sebuah formula ekstrak minyak tanaman obat yang difermentasi dengan teknologi EM.
Ia kemudian memberi nama produk itu dengan sebutan Minyak Oles Bokashi. Bekat kemampuannya melihat dan membaca trend pasar produk Minyak Oles Bokashi yang sangat disukai berbagai lapisan masyarakat luas.
"Minyak Oles Bokashi kami pasarkan secara bertahap sesuai dengan kemampuan sumber daya yang dimiliki. Melihat prospek yang begitu cerah kini lalu diproduksi secara berkesinambungan," ujarnya.
Teknologi temuan Prof Teruo Higa dari Universitas Ryukyu Okinawa, Jepang itu merupakan suatu teknologi fermentasi dengan mengandalkan mikroorganisme yang menguntungkan untuk mengubah bahan-bahan organik menjadi sesuatu bahan atau produk yang lebih bernilai guna dan bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia.
Sebuah ramuan yang mempunyai ciri khas Bali itu formula dibuat dari fermentasi tanaman obat dan rempah untuk bisa dijadikan pengobatan tradisional.
Dari lini pemasaran, selama dua tahun pertama melalui apotik dan toko obat serta pemasaran langsung ke masyarakat luas yang kini mulai membuahkan hasil, baik tingkat lokal Bali, nasional maupun pasaran ekspor, ujar Gede Ngurah Wididana. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016