Denpasar (Antara Bali) Para pengusaha memperkirakan kondisi perdagangan luar negeri, terutama aneka barang kerajinan maupun hasil pertanian termasuk perikanan Bali akan lebih baik karena ada perkiraan perbaikan perekonomian negara tujuan ekspor.

Disamping itu, adanya upaya eksportir untuk terus melakukan diversifikasi pasar serta peningkatan kualitas produk agar dapat bersaing di tengah semakin ketatnya pangsa pasar mancanegara, kata pengusaha dan eksportir Bali, Made Jiwa di Denpasar Sabtu.

Ia menjelaskan, pangsa pasar ekspor barang asal Bali tahun 2016, sebagian besar dikirim ke Amerika Serikat, Jepang, Australia, Singapura, dan China, dengan proporsi 25,02 persen, 8,23 persen, 7,22 persen, 6,71 persen, dan 5,10 persen.

Secara kumulatif ekspor barang asal Provinsi Bali pada periode Januari- Mei 2016 mencapai 208,2 juta dolar AS atau mengalami penurunan 3,01 persen dibandingkan dengan keadaan pada periode yang sama tahun 2015 mencapai 214,7 juta dolar.

Dalam kondisi sekarang ini, realisasi perdagangan nonmigas Bali masih relatif stabil, kata Made Jiwa sambil menggambarkan pertumbuhan perekonomian internasional terutama di negara tujuan ekspor yang masih belum kondusif.

Dari sepuluh produk utama ekspor Bali, tujuh jenis dengan tujuan AS tercatat memiliki kontribusi paling dominan. Produk-produk tersebut adalah ikan dan udang, pakaian jadi bukan rajutan, kayu, barang dari kayu dan anyamanan.

Sementara itu, produk perhiasan/permata dan produk barang- barang rajutan utamanya diekspor ke Hongkong sebesar 25,37 persen, sedangkan barang-barang dari kulit paling banyak diekspor ke Jepang sebesar 29,38 persen.

Badan Pusat Statistik (BPS) Bali melaporkan bahwa perdagangan nonmigas Bali terutama aneka barang kerajinan bernilai seni usaha industri kecil seperti pakaian jadi, ikan dalam kemasan kaleng ke pasaran mancanegara cukup stabil bahkan mengalami surplus.

Perdagangan luar negeri Bali selama lima bulan periode Januari-Mei 2016 mengalami surplus sekitar 141,9 juta dolar, dimana angka itu diperoleh berdasarkan nilai ekspor 208,2 juta dolar dikurangi impor dalam periode yang sama hanya 66,3 juta dolar.

Gambaran nilai surplus dari neraca perdagangan ekspor daerah ini sedikit berkurang jika dibandingkan dengan periode yang sama 2015 mencapai 157,4 juta dolar, dimana ekspor kala itu mencapai nilai 214,7 juta dolar sedangkan impor hanya 57,8 juta dolar. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016