Bangli (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengirimkan bantuan untuk Ni Nengah Mulyaningsih (12) asal Desa Abuan, Kabupaten Bangli, yang bekerja sebagai buruh angkut tanah agar bisa menyekolahkan kedua adiknya.
"Pada kesempatan ini, Bapak Gubernur menitipkan bantuan sementara berupa uang tunai, agar lebih bermanfaat bagi keberlangsungan hidup Mulyaningsih bersama kedua adiknya serta kakek dan neneknya," kata Kepala Bagian Publikasi Biro Humas Pemprov Bali Adi Mastika, di sela-sela menyerahkan bantuan tersebut di Desa Abuan, Bangli, Senin.
Menurut Adi Mastika, untuk bantuan selanjutnya tim dari Biro Humas akan melakukan koordinasi dengan instansi terkait.
"Gerakan responsif Pemprov Bali ini juga diharapkan dapat meningkatkan kepedulian masyarakat mampu terhadap sesama yang membutuhkan," ujarnya.
Mulyaningsih kini hidup tanpa belaian kasih kedua orang tuanya karena ibunya menikah lagi setelah ayahnya meninggal. Namun, bocah ini tetap tegar menghadapi kerasnya kehidupan bersama kedua adiknya yakni I Komang Dika Putra (10) dan Ni Ketut Suniati (4).
Mulyaningsih dan adik-adiknya masih memiliki kakek bernama I Wayan Ranggia (80) dan neneknya bernama Ni Wayan Singin (75) meski telah lanjut usia.
Fisik kakek neneknya yang sudah renta, hanya bisa mengandalkan diri dari menjual anyaman keranjang dan itu sudah tidak maksimal lagi dikerjakan.
Untuk menyambung hidup, Mulyaningsih bekerja sebagai buruh angkut tanah dan dari pekerjaannya tersebut, dia berusaha keras untuk terus bisa menyekolahkan adik-adiknya.
Mulyaningsih juga bertekad untuk bisa terus melanjutkan sekolah kedua adiknya dengan cara mengambil pekerjaan apa saja yang bisa dilakukan asalkan menghasilkan uang.
Sementara itu Perbekel (kepala desa) Abuan, I Nyoman Sucitra yang turut mendampingi kunjungan mengakui keberadaan warganya tersebut yang cukup memprihatinkan.
Beberapa hari yang lalu dirinya beserta perwakilan dari Disosnakertrans Kabupaten Bangli sempat mengajak Mulyaningsih dan kedua adiknya untuk mendapatkan pendidikan di Yayasan Gurukula, Bangli namun ditolak oleh Mulyaningsih karena harus memikirkan sang adik jika bersekolah di sana.
"Kakaknya (Mulyaningsih-red) menolak dengan alasan dia tidak bisa memantau adiknya jika di sana, padahal kedua adiknya mau. Saya berharap tim utusan Gubernur Bali yang datang meninjau dapat mencarikan solusi terbaik dari masalah ini," ujarnya.
Pihaknya juga berharap, rumah satu-satunya yang ditempati Mulyaningsih bersama kedua adik, kakek serta neneknya bisa segera mendapatkan bantuan renovasi. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Pada kesempatan ini, Bapak Gubernur menitipkan bantuan sementara berupa uang tunai, agar lebih bermanfaat bagi keberlangsungan hidup Mulyaningsih bersama kedua adiknya serta kakek dan neneknya," kata Kepala Bagian Publikasi Biro Humas Pemprov Bali Adi Mastika, di sela-sela menyerahkan bantuan tersebut di Desa Abuan, Bangli, Senin.
Menurut Adi Mastika, untuk bantuan selanjutnya tim dari Biro Humas akan melakukan koordinasi dengan instansi terkait.
"Gerakan responsif Pemprov Bali ini juga diharapkan dapat meningkatkan kepedulian masyarakat mampu terhadap sesama yang membutuhkan," ujarnya.
Mulyaningsih kini hidup tanpa belaian kasih kedua orang tuanya karena ibunya menikah lagi setelah ayahnya meninggal. Namun, bocah ini tetap tegar menghadapi kerasnya kehidupan bersama kedua adiknya yakni I Komang Dika Putra (10) dan Ni Ketut Suniati (4).
Mulyaningsih dan adik-adiknya masih memiliki kakek bernama I Wayan Ranggia (80) dan neneknya bernama Ni Wayan Singin (75) meski telah lanjut usia.
Fisik kakek neneknya yang sudah renta, hanya bisa mengandalkan diri dari menjual anyaman keranjang dan itu sudah tidak maksimal lagi dikerjakan.
Untuk menyambung hidup, Mulyaningsih bekerja sebagai buruh angkut tanah dan dari pekerjaannya tersebut, dia berusaha keras untuk terus bisa menyekolahkan adik-adiknya.
Mulyaningsih juga bertekad untuk bisa terus melanjutkan sekolah kedua adiknya dengan cara mengambil pekerjaan apa saja yang bisa dilakukan asalkan menghasilkan uang.
Sementara itu Perbekel (kepala desa) Abuan, I Nyoman Sucitra yang turut mendampingi kunjungan mengakui keberadaan warganya tersebut yang cukup memprihatinkan.
Beberapa hari yang lalu dirinya beserta perwakilan dari Disosnakertrans Kabupaten Bangli sempat mengajak Mulyaningsih dan kedua adiknya untuk mendapatkan pendidikan di Yayasan Gurukula, Bangli namun ditolak oleh Mulyaningsih karena harus memikirkan sang adik jika bersekolah di sana.
"Kakaknya (Mulyaningsih-red) menolak dengan alasan dia tidak bisa memantau adiknya jika di sana, padahal kedua adiknya mau. Saya berharap tim utusan Gubernur Bali yang datang meninjau dapat mencarikan solusi terbaik dari masalah ini," ujarnya.
Pihaknya juga berharap, rumah satu-satunya yang ditempati Mulyaningsih bersama kedua adik, kakek serta neneknya bisa segera mendapatkan bantuan renovasi. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016