Denpasar (Antara Bali) - Andil subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-Pr) di Bali dalam membentuk nilai tukar petani (NTP) meningkat sebesar 2,66 persen dari 100,90 persen pada bulan April 2016 menjadi 103,58 persen pada Mei 2016.

"Secara umum naiknya NTP subsektor perkebunan dipicu oleh indeks yang diterima petani (lt) naik sebesar 2,61 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Senin.

Ia mengatakan, sedangkan indeks yang dibayar petani (lb) mengalami penurunan sebesar 0,05 persen. Beberapa komoditas perkebunan yang memberikan andil atas naiknya

indeks yang diterima petani meliputi kopi, kakao, biji jambu mete dan kelapa.

Selain itu menurunnya indeks yang dibayar petani dipengaruhi oleh indeks konsumsi rumah tangga yang menurun sebesar 0,07 persen, sementara indeks yang dibayar petani naik 0,01 persen.

Sementara Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Buleleng, Ketut Nerda dalam kesempatan terpisah mengharapkan produksi cengkeh meningkat signifikan seiring dengan gencarnya pembinaan dan pendampingan petani di wilayah Bali utara.

Produksi cengkeh di Buleleng pada 2015 sekitar 4.907 ton dengan produktivitas 632,82 kilogram per hektare atau 80,35 persen dari total produksi cengkeh di Provinsi Bali sebesar 5.871 ton.

Produksi cengkeh di Buleleng pada 2015 mengalami penurunan sebanyak 363,36 ton dibandingkan dengan produksi cengkeh pada 2014 mencapai angka 5.270,75 ton dan mampu memproduksi 670,81 kilogram per hektare.

Menurunnya cengkeh di Buleleng akibat sifat dari tanaman komoditas perkebunan yang mengenal musim panen raya setiap dua tahun sekali. Produksi cengkeh juga dipengaruhi faktor iklim dan cuaca, membutuhkan upaya dalam pemeliharaan intensif di kalangan petani.

Adi Nugroho menjelaskan, subsektor perkebunan merupakan salah satu dari lima yang menentukan pembentukan NTB Bali. Dari kelima subsektor itu seluruhnya mengalami peningkatan.

Dengan demikian satupun subsektor di Bali dalam membentuk NTP tidak ada yang mengalami penurunan. Empat subsektor lainnya terdiri atas subsektor tanaman pangan naik sebesar 0,77 persen, hortikultura 0,30 persen, subsektor peternakan 0,80 persen dan subsektor perikanan 1,23 persen, ujar Adi Nugroho. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016